Lewat Program Kreativitas Mahasiswa bidang Teknologi (PKM-T), mahasiswi jurusan Teknik Industri 2012 ini menuangkan idenya. PKM yang diajukan pun bertajuk Tambal Ban On Go : Sistem Tambal Ban Otomatik berbasis Electro Pneumatic untuk Permasalahan Customer UKM Bapak Sutris Surabaya dengan Memperhatikan Konsep Ergonomi dan Concurrent Engineering.
Menggandeng usaha kecil mandiri (UKM) Bapak Sutris yang terletak di Keputih. Roikhanatun Nafi’ah, Bias Ramadhan, Chandra Nurdiansyah, Wilujeng Fitri Alfia, dan Andreas Simon Suganda menginovasikan tambal ban portable elektrik. Suatu rancang bangun mesin tambal ban berbasis elektro pneumatic. Dinamai Tambal Ban On Go, alat ini memiliki konsep ergonomi dan concurrent engineering.
Pendekatan concurrent engineering adalah perpaduan semua lini yang membuat alat tersebut. Dengan demikian, akan memperpendek waktu pemasaran.
"Selain itu juga terjadi perubahan pada proses penempelan lem pada ban," jelas perempuan yang akrab Nafi’. Alat pemanasan yang berasal dari bara api akan diganti dengan pemanas listrik berupa heater. Alat ini akan dipasangkan thermocouple yang akan mati otomatis jika mengalami panas yang cukup tinggi.
Produk tambal ban otomatis ini tidak akan menimbulkan kerusakan. Hal ini karena adanya kontrol panas yang menjaga agar tak terjadi pemanasan yang berlebihan. Beberapa perubahan ini membuat produk tambal listrik lebih baik dari pada produk sebelumnya. "Diharapkan juga bisa dijadikan sebagai alat tepat guna yang efektif dan efisien," imbuh Nafi’.
Alat ini dapat dibawa dengan mudah oleh si penambal dengan motor sekalipun. Dengan demikian, pengendara dapat menghubungi penambal ban untuk segera menuju ke lokasi yang telah ia informasikan.
"Sementara ini alat sedang disempurnakan, kami juga ingin merambah ke aplikasi untuk smartphone," ungkap Nafi’. Ia berharap Tambal Ban On Go nantinya akan lebih mudah diakses pengendara dengan aplikasi tersebut. (dza/hil)