Riuh penonton pun menggema di arena pertandingan. Sebagian sempat merasa khawatir karena performa RI-NHA sempat turun di putaran sebelumnya. Namun di hasil putaran ketiga, ITS pun kembali optimis.
Di putaran pertama, robot Eco RI-NHA sempat macet selama masa transfer energy yang membuat waktu untuk menyelesaikan misi menjadi lebih lama. Di putaran ketiga ini, tim ITS jauh lebih baik dengan proses transfer dari eco ke hybrid yang lancar hingga proses pemasangan propeller (baling-baling) di tiang kincir angin.
Meski begitu, tim RI-NHA belum cukup puas dengan rekor waktu tersebut. Pasalnya, banyak tim yang juga bisa menyelesaikan misi dengan waktu yang sama. Sehingga perlu banyak perbenahan dalam hal teknis maupun strategi.
Untuk itulah usai kompetisi, tim RI-NHA bersama tim lainnya sibuk berlatih mencetak waktu penyelesaian misi terpendek tanpa membuat robot kehilangan keseimbangan.
Keberhasilan RI-NHA di putaran ini sekaligus menyingkirkan tim Atom Sriwijaya V dari Universitas Sriwijaya. Sementara itu, tim PENSAE dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) harus rela menyelesaikan misi dengan waktu 1 menit 44 detik. Karena tiga kali gagal memasangkan kincir angin. (gol/guh)
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) secara resmi