Puluhan orang turut memenuhi ruangan dan beramai-ramai mengambil foto terbaik. Sebab, 24 karya mahasiswa yang dipamerkan ini tidak kalah bagusnya dengan pameran karya seni pada umumnya. HibiRoco misalnya, karya yang berisi karakter ikan sura, buaya, lontong balap, dan kapal selam ini diharapkan menjadi karakter khas Surabaya dan menjadi souvenir khas nantinya.
"Awalnya kami memang hanya membuat karakter sura dan buaya, tetapi dosen menantang kami untuk membuat tambahan karakter," terang Ramandha Cipta E, pembuat HibiRoco. Tiap-tiap karya yang dipamerkan ini dibuat oleh dua hingga tiga mahasiswa.
Ramandha mengaku, pameran ini digagas oleh mahasiswa Despro sendiri atas saran dari dosen. "Selanjutnya, setelah karya ini disempurnakan, kami akan segera mematenkan sehingga bisa diproduksi secara komersial," tambahnya. Produksi secara komersial ini perlu dilakukan. Sebab, untuk membuat karya-karya ini mahasiswa Despro harus merogoh kocek hingga jutaan rupiah.
Lain HibiRoco, lain lagi Fateland. Sebuah karya dari Achmad Azrul Sukma yang merupakan sebuah boardgame yang menceritakan kerajaan Majapahit. Cara bermainnya mirip seperti ular tangga, namun untuk memainkannya perlu pengetahuan sejarah yang lebih agar dapat melaju menuju titik finis lebih cepat.
"Permainan ini memang sengaja ditujukan untuk siswa Sekolah Menengah ePrtama. Selain mereka dapat bermain, mereka juga dapat mempelajari sejarah," beber Achmad. Fateland ini memiliki beberapa aturan, di antaranya harus mendapatkan enam event yang mengharuskan pemain menjawab soal tentang sejarah. Kemudian setelah berhasil melalui event, pemain mendapatkan kartu yang dapat membantunya menuju finis.
Selain kedua karya itu, ada pula karya yang memuat motif daun-daun langka di Indonesia menjadi Batik. Ada juga yang membuat papan catur yang mempresentasikan perang kerajaan-kerajaan di Indonesia. Karya-karya itu dipamerkan di jurusan Desain Produk Industri ITS selama dua hari setelah penilaian dari dosen dilakukan. (yan/guh)
