ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
16 Mei 2016, 18:05

Pertama, Kompetisi Beton Bertulang Digelar di ITS

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Setelah melewati seleksi paper, enam dari 12 tim terbaik mendapatkan kesempatan untuk mengaktualisasikan beton rancangan mereka. Selama empat hari hingga Minggu (15/5) kemarin, para peserta menjalani serangkaian kegiatan di Jurusan Teknik Sipil ITS mulai dari pengecoran, pengujian, hingga presentasi. 

Pada tahap pengecoran, peserta harus membuat dua beton, yaitu beton silinder dan beton balok. Kemudian dengan alat canggih yang dimiliki Jurusan Teknik Sipil, beton-beton yang dibawa peserta dengan umur tertentu dites kuat lentur dan kuat tekannya.
"Tahun ini, pertama kalinya konsep kompetisi beton bertulang disempurnakan agar mendapatkan hasil gagal lentur," ujar Nanda Fathur R A, kepala koordinator lomba. Rancangan gagal lentur sendiri merupakan konsep kompenen bangunan yang dipersiapkan agar memiliki pertanda ketika hendak rubuh.

Konsep kompetisi beton bertulang ini merupakan satu-satunya di Indonesia. Pasalnya, kompetisi serupa di perguruan tinggi lain hanya membuat campuran untuk desain betonnya saja tanpa tulangan.

Disebutkan Nanda, enam perguruan tinggi yang ikut serta ialah Universitas Negeri Malang (UM), Politeknik Negeri Banyuwangi, Universitas Jember, dan Universitas Sriwijaya. Sisanya adalah ITS dan Universitas Negeri Surabaya. "Pemenangnya bukan beton yang paling kuat, namun beton yang tepat mutu. Yang kami inginkan yaitu beton dengan 30 megapascal (mpa)," jelasnya.
Salah satu peserta dari UM, Herrico Septioni mengaku kompetisi ini cukup sulit terutama ketika disuruh melakukan pengecoran dengan alat yang berbeda dari ITS. "Saya berharap kompetisi ini bisa terus berlanjut karena lombanya keren dan hadiahnya besar," ujar pria yang telah dua kali menjadi finalis di lomba serupa ini.
Nanda mengatakan, RCC ini digelar tidak hanya sebagai kompetisi namun juga merupakan fasilitas bagi peserta untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan. Selain itu, kompetisi ini juga sebagai sarana agar mahasiswa dapat mengaplikasikan teori-teori yang sudah dipelajarinya. "Rencananya, kompetisi ini akan ditingkatkan ke skala internasional," pungkasnya optimis. (yan/pus)

Berita Terkait