ITS News

Kamis, 18 Desember 2025
10 Mei 2016, 10:05

Mahasiswa ITS Juarai Kejuaraan Catur Nasional

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Petra Chess Competition (PCC) 2016 menjadi ajang pembuktian bagi tim catur ITS. Bekti sebagai kapten tim dan ketiga anggotanya yakni Rifqi M Iqbal, Yogi Dwi, dan M Hafid R berhasil membawa pulang piala juara pertama kategori tim. Salah satu ajang bergengsi kompetisi catur nasional ini akhirnya berhasil mereka taklukan.

 PCC adalah kompetisi catur antar perguruan tinggi se-Indonesia. Kompetisi ini rutin digelar setiap tahunnya oleh Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya. Ajang ini digelar sejak Jumat (29/4) hingga Minggu (1/5) lalu di Grand City Surabaya. "Sebelumnya kita cukup puas duduk di posisi kedua," ungkap Bekti mengenang perjuangannya.

Atlet catur yang telah berlaga sejak duduk di bangku SMP ini menekankan kunci keberhasilan yang dicapai ada pada latihan dan strategi bermain. Terdapat enam babak dengan sistem poin yang harus dilalui oleh semua tim peserta PCC 2016. Tim dengan perolehan poin tertinggi akan keluar sebagai juaranya. 

Dua dari enam babak pertandingan, tim ITS berhadapan langsung dengan tim asal Universitas Brawijaya (UB). Kedua babak tersebut dapat dengan mulus dikuasai. Poin perolehan tim ITS unggul di kedua babak. Bekti menjelaskan strategi yang diterapkan tepat dan berjalan dengan baik. 
Semua anggota tim termasuk Bekti menguasai papan masing-masing dengan kemampuan yang sudah diplotkan sebelumnya. Mahasiswa asal Tulungagung ini mengaku telah mengenal sebagian besar pemain asal UB, dengan demikian di sinilah keuntungan yang dimiliki ITS. Dengan pengaturan strategi yang tepat sesuai kemampuan pemainlah kunci keberhasilannya. 
Babak terakhir tim Bekti juga berhasil mengalahkan tim asal Universitas Andalas. Poin akhir tertinggi sukses dicapainya dan keluar sebagai pemenang pertama. Menurutnya, seni bermain catur beregu memiliki keseruan tersendiri. "Lebih mudah dan bisa mengatur komposisi pemain sesuai kemampuan," imbuh Bekti. 
Ketertarikan Bekti pada olahraga catur berawal dari kakaknya yang juga atlet pada cabang olahraga yang sama. Kala itu, info pembukaan seleksi atlet catur tingkat provinsi terlewat olehnya. Kakaknya yang juga alumni Fisika ITS menginformasikan pada salah satu guru SMP yang memang mengurusi atlet di sekolah Bekti. "Adik saya kok tidak dimasukkan, nangis dia di rumah," ulas Bekti menirukan perkataan kakaknya. 
Bekti menjelaskan dirinya kala itu tak tahu menahu dan sama sekali tidak menangis. Karena perasaan bersalah gurunya, Bekti langsung digaet menjadi bagian dari persatuan catur tingkat provinsi. "Saya paling muda saat itu," ujarnya. 
Sejak saat itu, banyak kejuaraan yang telah dicicipi Bekti. Ia berharap, ITS lebih peka pada kejuaraan bidang olahraga, utamanya dalam hal pemberian dana inventaris. "Memang ini kampus teknologi, tapi kita juga kan membawa nama ITS di kancah nasional," tuturnya. 
Mahasiswa yang juga menjadi wakil Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Catur ini juga berpesan agar jangan takut mencoba dalam mengejar sebuah prestasi. "Jangan minder, bondo nekat," pungkas Bekti pada ITS Online. (dza/guh)

Berita Terkait