Dengan bendera Indonesia di tangan kanannya, dan sertifikat medali emas di tangan kirinya, Januarti menampakkan kebanggaannya telah merebut emas pada eksibisi internasional. Ia berhasil mewakili ITS dan Indonesia dalam membuat inovasi di bidang industri sipil.
"Ini bukan sebuah kompetisi, tapi lebih tepatnya sebuah penghargaan dari inovasi yang kami usulkan," kata Januarti. Januarti menciptakan terobosan manfaat limbah batu bara. Dalam paper-nya, limbah batu bara tersebut dapat disulap menjadi salah satu bahan dalam membuat paving non-portland cement. Penelitiannya ini telah dipatenkan dan patennya dipegang oleh rektor ITS.
Dalam kasus ini, Januarti telah mengalahkan ratusan peserta lain di seluruh dunia yang telah diseleksi. Peserta yang dimaksud ada yang dari Rumania, United Kingdom, New Zealand, Singapore, Taiwan, Korea, dan masih banyak lagi. "Mengadakan event di Tokyo itu mahal, jadi kami harus melewati selesi administrasi," katanya.
Hasilnya, Tiongkok menjadi negara yang memegang nilai tertinggi pada expo ini. Acara Japan Design & Invention Expo ini diselenggarakan oleh World Invention Intellectual Property Association. Acara ini diikuti oleh pelajar tingkat SMP di seluruh dunia hingga umum. (yan)