ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
24 April 2016, 00:04

Indonesia Poros Maritim, Tantangan Baru Mahasiswa

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Kepala Badan Pengembangan SDM dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan, Ir Rifky E Hardijanto mengatakan, Jauh sebelum Deklarasi Juanda terjadi, laut Indonesia merupakan laut internasional. "Setelah disuarakannya Deklarasi Juanda tahun 1957, barulah laut Indonesia menjadi milik kita," tuturnya.

Menurut Rifky, terdapat lima pilar yang seharusnya dimilki oleh pemuda Indonesia untuk dapat mengembangkan Indonesia menjadi poros maritim dunia. Lima pilar tersebut adalah Integritas, Kejuangan, Keikhlasan , Kompetensi dan Keteknikan.
"Dimulai dengan hal kecil saja seperti jujur dalam mengerjakan tugas dan tidak meniru pekerjaan orang lain. Hal kecil seperti inilah yang kerap kali membuat kita kalah dengan negara lain, contohnya Jepang. Pemuda Jepang tidak ada yang melakukan plagiat dalam tugas," ujar pria lulusan Jurusan Teknik Mesin tersebut.
Kompetensi dan Keteknikan pun tak kalah penting. Rifky menjelaskan, kompetensi dan keteknikan Indonesia masih sangat jauh dibanding negara lain. Indonesia hanya mampu mengekspor hasil lautnya ke luar negeri tanpa mampu mengolahnya hingga memiliki nilai ekonomi tinggi. "Rumput laut di Indonesia hanya dibuat menjadi agar -agar, sedangkan di Jepang diolah menjadi bahan kosmetik, nori , cemilan dan lain sebagainya," jelas alumni ITS tahun 1985 tersebut.
Baginya, kompetensi dan teknologi saat ini perlu didongkrak. Untuk itulah peran pemuda sangat di harapkan. Ia pun menantang mahasiswa ITS untuk berpatisipasi dalam persiapan Indonesia poros maritim dunia.

"Kalian harus bisa menyiapkan kompetensi untuk mendampingi nelayan agar siap menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean, mengaktifkan dan mengoptimalkan kelembagaan masyarakat untuk menguatkan nelayan dan menciptakan inovasi yang jauh lebih hebat dan bermanfaat untuk laut Indonesia," tegasnya kepada mahasiswa ITS. (jel/pus)

Berita Terkait