Saat ditemui ITS Online, pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jurusan Manajemen Bisnis ITS itu mengatakan, untung rugi dari proyek publik seperti Jembatan Kenjeran ini tidak sama dengan bisnis biasa. Dalam ilmu bisnis, terdapat hal yang dinamakan benefit cost analysis (analisa untung rugi, red).
Keuntungan proyek tidak melulu perkara moneter. Dalam proyek publik, keuntungan juga bisa mengambil bentuk non moneter. Keuntungan non moneter pada pembangunan Jembatan Kenjeran nampaknya bakal mampu meningkatkan perekonomian publik. "Hal seperti itu tidak bisa terlihat langsung, dan baru bisa terlihat dalam jangka waktu yang sangat lama," ujar pria yang akrab disapa Nugi ini.
Dalam proyek yang dijalankan dengan dana APBD Surabaya ini, terdapat beberapa perspektif yang harus dikaji. Yang pertama adalah dari perspektif pemerintah. Dalam hal ini pemerintah merupakan pelayan masyarakat. Dalam pembangunannya, pemerintah idealnya memeratakan pembangunan daerah Surabaya tanpa diskriminasi atau faktor keuntungan pribadi.
Secara historis, kawasan Surabaya Timur yang menjadi tempat dibangunnya jembatan ini memang area yang sepi investor. Meski memiliki Taman Hiburan Pantai Kenjeran, nyatanya geliat ekonomi di kawasan ini masih terlihat lesu. Bahkan Sentra Ikan Bulak (SIB) hingga saat ini juga tidak terlalu terdengar gaungnya. "Sehingga pembangunan di daerah ini merupakan langkah yang tepat untuk menyulut perekonomian masyarakat sekitar," ujar pria asal Kediri ini.
Perspektif kedua adalah dari masyarakat. Menurut Nugi, nelayan yang kehilangan mata pencahariannya hingga rumah yang harus tergusur merupakan kerugian yang memang harus diambil. Namun pengorbanan ini tidak akan diambil pemerintah jika keuntungan yang dijanjikan tidak lebih baik.
Jalur Jembatan Kenjeran akan mengakibatkan SIB dilewati lebih banyak kendaraan dan wisatawan. Hal ini berarti lebih banyak pembeli, sehingga memungkinkan arena SIB akan bangkit dari mati surinya. Jembatan Kenjeran juga akan menjadi daya tarik tersendiri untuk wisata pantai kenjeran yang juga sedang lesu. "Dengan begini, ekonomi masyarakat bisa lebih terbantu," jelas Nugi. (gol/guh)