Foto yang baik adalah foto yang sesuai dengan targetnya. Ketika orang melihat foto tersebut, orang harus tertarik dan informasi sampai dengan benar. "Misal targetmu rumah terjual, maka kamu harus mengambil foto sebagus mungkin," ungkapnya.
Arbain menjelaskan, teknik fotografi dalam arsitektur yang benar yaitu tidak miring, warna akurat, dan arah cahayanya nyata. "Itulah kenapa kita perlu memilih waktu yang benar. Lalu kalau foto harus tegak sama tegak," papar pria yang dijuluki sebagai insinyur fotografi tersebut.
Sementara dalam dunia jurnalistik, foto yang ditampilkan harus asli. "Jangan pakai lensa fish eye kalau bisa. Kecuali dalam area yang luas gitu mungkin terpaksa supaya kelihatan seluruhnya," terangnya.
Yang kedua, foto jurnalistik harus berwarna. Ia menyarankan agar seorang wartawan memiliki lensa yang komplet. "Untuk jaga-jaga, kalau misalnya kita tidak boleh mendekat untuk mengambil foto," ujarnya.
Saat ini internet sudah bisa dengan sangat mudah di akses. Indonesia pun kerap kali menjuarai lomba fotografi di luar negeri. "Belajarlah lewat internet, dan harus sering-sering buka internet. Kuncinya, kita harus gaul," pesan Arbain. (mbi/guh)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan