Sesuai dengan master plan ITS, sedikitnya 40 persen wilayah kampus haruslah menjadi kawasan hijau yang mendukung pelestarian lingkungan. Hal ini juga terlihat dari pemilihan area penanaman pohon di kawasan gedung baru Jurusan Teknik Industri (JTI) ITS yang notabene adalah kawasan baru dan masih gersang di kampus perjuangan.

Prof Dr Ir Heru Setyawan MEng mengutarakan program pelestarian hutan kampus ini seiring dengan rencana pengembangan hutan kota yang ada di Surabaya. "Setelah kita memiliki hutan di kampus, keanekaragaman hayati di sana bisa dipelajari. Khususnya untuk bidang biologi, pusat studi lingkungan, dan pemukiman akan jadi ujung tombak pelestarian lingkungan," ujarnya ujar Wakil Rektor I ITS itu.

Pun demikian, ia mengatakan meski ITS memiliki lahan yang cukup luas, namun bukan berarti pelestarian lingkungan hanya ditujukan pada sektor tanaman dan pepohonan saja, melainkan keanekaragaman satwa unggas yang dimiliki ITS.

Mengetahui hal itu, Penasihat Asosiasi Masyarakat Bambu GNI Jawa Timur, Dr Ir Sasmito Hadi MSi, mengaku sepakat dengan konsep tersebut. Mantan Kepala Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Brantas tersebut memaparkan sebuah kampus memang seharusnya memperkaya varietas tanamannya terlebih dahulu sebelum mewujudkan pelestarian satwa.

"Bila hutan terbangun, burung akan datang. Tapi ekosistem juga jangan sampai terganggu," papar Sasmito. Menurutnya, rencana menjadikan hutan kampus sebagai ruang terbuka hijau ITS nantinya akan dikerjasamakan pula dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLH) RI.

Baginya, selain menyumbang oksigen, hutan kampus sangat bermanfaat dalam menambah daerah resapan air juga sebagai fungsi edukasi seperti rekreasi sambil mengerjakan tugas dan penelitian. "Hutan kampus di ITS kalau sudah jadi nantinya akan sangat bagus dengan lahan yang cukup luas. Nantinya kita kemas jadi hutan-kebun koleksi tanaman," tutupnya. (riz/man)