ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
27 Maret 2016, 05:03

Isu Politik Kewilayahan Palestina Kembali Mencuat

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

"Baitul Maqdis (Masjidil Aqsa, red) di Palestina merupakan amanah yang dibebankan Allah kepada umat Islam," ujar ustadz Adi Andriana LC mengawali materinya. Hal tersebut dikatakannya karena Allah SWT banyak menyebutkan kedudukan kedudukan yang dimiliki Masjidil Aqsa dalam Al-Quran. Begitu pun Nabi Muhammad saw juga banyak menyampaikan hal demikian dan para sahabat sangat peduli terhadap Masjidil Aqsa.

Lulusan Universitas Al Azhar Kairo itu menyampaikan peristiwa Isra Mi’raj merupakan titik awal dari amanah tersebut mulai dibebankan. Peristiwa Mi’raj tersebut berfungsi untuk menghibur nabi Muhammad saw karena kesedihan sebagai perpindahan kepemimpinan dari umat terdahulu kepada umat terakhir. Terlebih, permindahan atas pemeliharaan tempat suci Masjidil Harram dan Masjidil Aqsa kepada nabi terakhir Muhammad saw.

Adi menjelaskan kebebasan Masjidil Aqsa tersebut belum terwujud pada masa Rasulullah, sehingga amanah pembebasan Masjidil Aqsa diwariskan kepada Abu Bakar dan berhasil dibebaskan pada kekhalifahan Umar. Namun, pada periode kedua Abbasiyah umat Islam mulai terpecah dan Masjidil Aqsa dijajah oleh tentara Salibis.

Lebih lanjut, Adi menjelaskan dalam salah satu hadistnya, Rasulullah bersabda, karena Baitul Maqdis ini merupakan tanah pilihan Allah maka Allah akan mengutus orang-orang terbaik untuk membebaskannya. "Seperti pada saat itu diantaranya ada Imadudin Zanki dan Salahudin Al Ayubi, dan semoga kita bisa menjadi orang orang terbaik seperti mereka," ujarnya.

Syaikh Mahmood Salim, pemateri kedua yang berasal dari Kairo ini di awal pemaparannya menegaskan masalah di Palestina saat ini bukan hanya terletak pada isu kemanusiaannya saja dan menjadi masalah Palestina sendiri, tetapi ini merupakan masalah bagi seluruh umat Islam di dunia.

Ia menyatakan hal yang terjadi di Palestina saat ini, salah satunya disebabkan karena hilangnya peran pemuda. Menurutnya, umat Islam saat ini kehilangan panutan. "Seharusnya kita mengidolakan Rasulullah sebagai suri tauladan kita bukan yang lain," ujarnya.

Melalui penerjemah, ia mengatakan tarbiyah (pengajaran, red) yang dilakukan para pemuda di Gaza adalah dengan cara mewajibkannya hafal Al Quran dan tumbuh dewasa untuk jihad di jalan Allah. "Mereka bisa menyelesaikan (menghafal, red) Al-Quran dalam waktu 16 bulan," ungkapnya.

Lebih lanjut, dalam gelaran yang turut dilakukan penggalangan dana hingga Rp 19 juta untuk Palestina ini ia menjelaskan ada kewajiban yang harus dilakukan terhadap diri sendiri. Diantaranya adalah dengan memperdalam ilmu, memahami agama melalui tafsir, ilmu hadits, dan berpegang teguh terhadap Al Quran, serta menjalankan sunnah Rasulullah. "Kita harus menyadari mungkin diri kita adalah penyebab lemahnya umat saat ini," ujar pria dengan tiga orang anak ini.

Menurutnya, kewajiban umat Islam terhadap saudara di Palestina adalah dengan mendoakan mereka setiap saat, menyebarkan narasi Palestina terhadap teman teman yang lain, dan berjihad dengan harta. "Seperti yang disampaikan dalam firman-Nya, Jihadlah kalian dengan harta dan jiwa, jangan sampai kita terlalu mencintai harta kita. Serta niatkan ketika berinfak dengan jihad," ungkap dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nurul Fikri Bandung ini.

Pun demikian, Ketua Umum Pusat Komunikasi Daerah (Puskomda) FSLDK regional Surabaya Raya, Ahmad Mubarok dalam sambutannya berharap agar acara ini dapat mengembalikan isu Palestina sebagai isu sentral politik dunia Islam. "Karena akhir-akhir ini kita telah dialihkan dengan isu LGBT dan aliran sesat, sementara kita melupakan tentang isu Palestina yang harus kita sorot bersama," tegasnya. (mei/man)

Berita Terkait