ITS News

Kamis, 18 Desember 2025
24 Maret 2016, 14:03

ITS Jadi Anggota Baru AUN/SEED NET, Ini Perkembangannya

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Seperti diketahui, AUN/SEED-Net merupakan konsorsium internasional yang terdiri dari 19 institusi pendidikan terbaik di kawasan ASEAN yang mendapat dukungan dari 12 universitas terbaik di Jepang. Tujuannya adalah untuk mengembangan pendidikan khususnya di bidang keteknikan.

Lebih lanjut, organisasi ini memang mendorong Member Institution (MI) untuk memaparkan kondisi terkini dan capaian yang telah dilakukan masing-masing anggota dalam kurun waktu tiga tahunan. Beberapa program tersebut diantaranya Management of Technology (MOT), Working Group Meeting (WGM), Short-term Research Program in Japan (SRJP) dan lain-lain.

Dijelaskan Dr Eng Unggul Wasiwitono ST MEngSc, Wakil Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kerjasama dan Hubungan Internasional (KHI) ITS, JRC Meeting diagendakan tiap dua tahun guna memantau perkembangan MI dalam keanggotaan AUN/SEED Net. "Kemaren mereka (AUN/SEED Net, red) sudah ke Laos dan Myanmar. Kebetulan sekarang giliran Indonesia dan digelar di ITS, setelah ini mungkin akan ke Malaysia, Vietnam dan negara ASEAN lain," papar Unggul kepada ITS Online.

Selama berpartisipasi menjadi MI AUN/SEED Net, imbuh Unggul, ada banyak sekali kegiatan dan agenda di luar negeri yang bisa diikuti untuk pengembangan dan percepatan internasionalsasi ITS. "ITS dan UI termasuk yang baru ikut pada batch 3. Jadi otomatis progres kita belum sebanyak UGM dan ITB yang telah bergabung sejak batch 1," ungkap dosen Jurusan Teknik Mesin ITS ini.

Unggul mengatakan adapun fokus pengembangan ITS adalah di bidang studi lanjut, joint research, dan mobility program. Sehingga, lanjutnya, para dosen, mahasiswa, dan segenap sivitas akademika ITS diberikan kesempatan untuk melakukan riset maupun short-term visit ke luar negeri. "Contohnya kemarin ada Pak Dimas Anton Asfani yang menjalani kunjungan ke Nagoya University dan masih banyak lagi," urainya.

Tak hanya itu, berbagai universitas luar negeri pun, tambah Unggul, juga melakukan kunjungan ke ITS. Ada yang dari Chulalongkorn University dan Ho Chi Minh City University of Technology (HCMUT) sebagai bentuk peningkatan wawasan. "Jadi tidak hanya kita (ITS, red) yang keluar, masing-masing anggota bisa saling kunjung," ujar pria berkacamata ini.

Berbagai program AUN/SEED Net didukung oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) dengan pendanaan yang sifatnya terbatas. Sehingga, diharapkan ada skema sharing oleh para host institution. Unggul merinci bahwasanya jika semisal kuota yang diberikan hanya 2 dan pendaftarnya ada 8, lalu setelah diseleksi terdapat 6 orang yang qualified maka otomatis terdapat kelebihan 4 orang. "Nah, itu nanti bisa kita usulkan ke Dikti melalui skema Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB), sehingga kuotanya bisa lebih banyak," ucapnya.

Karena itu, Unggul berharap detail kuota berapa orang yang akan didanai oleh Jica bisa keluar lebih cepat. “Kalau bisa satu tahun sebelumnya,” tambahnya. Menurutnya, hal dikarenakan proses pengurusan bantuan pendanaan pun akan lebih mudah dan tidak terkesan terburu-buru terutama jika memilih opsi bantuan dari program KNB. (owi/man)

Berita Terkait