ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
14 Maret 2016, 08:03

Desainer Harus Perhatikan Aspek Lingkungan, Bisakah?

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dalam talkshow bertajuk Bagaimana Desain Menjawab Isu Lingkungan, satu dari rangkaian acara Spasial 2016, dijelaskan pentingnya desainer mengerti akan material yang digunakan. Hal ini dikarenakan banyaknya konsumen yang hanya ingin menampilkan tren dan budget tanpa memperhatikan dampak lingkungan.

"Harus tahu mulai dari umur material, perawatannya, hingga risiko terbentuknya limbah dari material tersebut," jelas Ir Poppie Pratiwi Rezki, salah satu pemateri.

Selain ditantang untuk lebih memperhatikan aspek lingkungan, Poppie menegaskan, hal ini juga menjadi motivasi desainer untuk semakin mengembangkan kreativitasnya. Para pegiat seni bangunan diharuskan terampil memanfaatkan limbah untuk disulap menjadi interior ruangan nan cantik.

"Kita bisa menggunakan kombinasi limbah kayu, pipa bekas, sampai rangka besi bekas sisa bangunan," ujar Ketua Himpunan Desainer Interior Indonesia wilayah Jawa Timur ini.

Wanita berkacamata ini menambahkan, menciptakan green design tidaklah sulit. Hanya perlu keterampilan yang harus terus diasah, contohnya mengganti gypsum atap dengan limbah kayu atau mengganti keramik dengan bahan cor yang diberi motif. "Dengan begitu barulah desainer dapat menjawab tantangan lingkungan," ucap Poppie.

Senada dengan Poppie, Thomas Ari Kristianto SSn MT juga menekankan pentingnya memperhatikan ekologi dalam mendesain sebuah bangunan. Dosen Jurusan Desain Interior ITS ini bercerita desainer kini dituntut pula untuk mengurangi penggunaan energi yang selama ini tidak bisa dibilang sedikit. "Bisa disiasati dengan pengaturan lampu dan AC. Karena meski cantik, ruangan yang boros energi merupakan contoh kegagalan desain," pungkas Thomas. (arn/man)

Berita Terkait