Didapuk sebagai pembicara, wanita yang akrab disapa Kiki ini mengatakan pekerjaan yang paling cocok bagi seorang muslimah adalah sebagai entrepreneur. Karena berdasarkan sabda Rasulullah saw, lanjutnya, 9 dari 10 pintu rezeki adalah dari perdagangan. "Menjadi wirausaha dalam Islam merupakan kewajiban yang menjadi ibadah bagi pelakunya. Bahkan, bekerja atau berwirausaha menjadi salah satu ciri orang yang beriman," terang perempuan yang pernah menjadi Runner-Up dalam Paper Oral Presentation, Universitas Quennsland 2012 tersebut.

Kiki sendiri pernah mengalami fase down ketika ia hampir putus kuliah. Berawal dari bisnis orang tuanya yang gulung tikar, hingga ia terpaksa memutar otak untuk menghasilkan uang untuk biaya kuliah dan kelangsungan hidupnya.

Wanita yang kini menempuh S2 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini telah memperoleh omzet milyaran rupiah dari beberapa perusahaannya yang didirikannya. Salah satunya PT. Putra Multi Cipta Teknikindo (PMCT). Produknya, Auto-Electric Stove for Batik (Astoetik) telah menjadi kompor batik listrik pertama asli Indonesia yang berstandar SNI dan diekspor ke luar negeri.

Menurutnya, ada beberapa keuntungan yang bisa didapat ketika kita berwirausaha saat masih mengenyam bangku kuliah. Diantaranya berpengalaman, lebih optimal dalam berpromosi, jejaring dan fasilitas lebih luas, menghabiskan jatah gagal, serta persiapan dini sebelum lulus kuliah.

Jika masih ada orang-orang yang mempermasalahkan ketika wanita bermuamalah (berniaga, red), maka Kiki menjawab bahwa selama tidak melanggar syari’at Islam, hal itu sah-sah saja. Seperti mendapatkan izin dari orang tua bagi yang belum menikah dan izin suami bagi yang sudah menikah. ”Pekerjaan itu akan haram atau bisa mendatangkan sesuatu yang haram bila sang pelaku mengabaikan kewajiban-kewajiban lain terhadap suaminya atau anak-anaknya yang merupakan kewajiban pertama dan tugas utamanya," tandasnya. (mbi/man)