"Pada dasarnya, creativepreneur bermuara pada entrepreneur," ujar Riza Hadiatullah, CEO Macsus Company. Oleh karena itu, menurut Riza, dibutuhkan suatu ide untuk bisa mengeksekusinya.
Riza menuturkan, ide yang unik tidak boleh menghilangkan nilai dasar dari suatu produk agar orang lain tetap paham. "Menjual kacang mungkin sudah biasa, lain lagi kalau diinovasikan menjadi kacang iblis, kacang jahanam, dan sebagainya,†ujarnya. Menurut Riza berjualan seperti itu membuat produknya unik tapi orang tetap tahu barang apa yang dijual.
Bagi Riza, penting agar orang lain bisa paham dengan produk yang kita jual, bukan hanya sebatas tahu. Riza menyarankan untuk mempromosikan barang menggunakan bahasa yang sederhana alias bahasa anak kecil. "Kalau seseorang paham, otomatis orang tersebut bisa menjelaskan produk kita ke teman-temannya dan itu akan menjadi aset pemasaran yang bagus," terangnya.
Senada dengan Riza, Maya Monica selaku Owner Hooplesshop menuturkan jika seorang creativepreneur memiliki peluang untuk menciptakan sesuatu yang berbeda dari orang lain. "Peluang di sini bukan ditunggu, tetapi harus dijemput," tegas Maya.
Riza menambahkan, sejatinya, peluang itu ada dimana-mana. Tidak perlu dicari, peluang dapat diciptakan sendiri. "Contoh sederhana, selagi saya diundang sebagai pembicara disini, saya gunakan juga sebagai sarana untuk menyebarkan brosur usaha saya," terang pria asli Surabaya ini.
Sama-sama memiliki latar belakang pendidikan sebagai orang teknik, diakui Riza hal tersebut cukup memberikan kesulitan tersendiri untuk bisa menjadi seorang creativepreneur. Baginya, orang teknis cenderung lemah terhadap urusan manajemen.
"Anak ITS itu, kalau diminta komunikasi pasti kaku, padahal secara teknis mereka bagus," ujar alumnus sistem informasi ITS itu. Dari situlah, Riza menyadari pentingnya mendalami ilmu komunikasi untuk bisa menerjemahkan bahasa teknis menjadi bahasa manajemen.
Hal serupa juga dirasakan oleh Maya. Perempuan kelahiran Mojokerto 23 tahun silam ini merasakan betul manfaat komunikasi yang baik dengan para pelanggan terhadap kelangsungan bisnisnya. Unggul dalam urusan komunikasi membuat bisnis Maya lebih laris daripada pesaing yang bergelut di bidang kerajinan tangan yang sama.
Keduanya sepakat, hal terpenting yang harus dimiliki oleh seorang creativepreneur adalah manfaat yang dapat diberikan nantinya. "Pengusaha sekarang bingung saat ditanya keunggulan produknya karena mereka cenderung memikirkan untung rugi saja," tukas Riza sembari diikuti oleh anggukan dari Maya. (fah/hil)