Oleh : Dadang ITS |
532
|
Source : -
Peserta yang memenuhi bagunan Teater C FTI ITS pagi itu tersebar dari berbagai angkatan juga beragam jurusan. Bahkan ada pula alumni yang menyempatkan hadir dalam acara itu. "Simposium semacam ini memang terbuka bagi semua kalangan," ujar ketua pelaksana ICW simposium, Defa Meifriza.
Simposium bertajuk Corrosion in Oil and Gas Industry ini terbagi menjadi tiga materi dengan dua sesi. Sesi pertama berisi dua materi yang dibawakan oleh Ir Ronald Nasoetion MT, kemudian menyusul Ir Teguh Rachmadi MT sebagai pengisi materi terakhir. "Dalam simposium ini segala sesuatu terkait korosi akan diulas sedalam mungkin," ungkap Defa.
Menurut mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan (JTL) ITS ini, serangkaian acara ICW memang berfokus pada masalah korosi. Bedanya acara yang lalu menyajikan Forum Grup Diskusi (FGD), simulasi wawancara kerja hingga running lab. Sedangkan ICW simposium hari ini mendatangkan ahli, dengan peserta yang memang membutuhkan wawasan tentang topik yang dibahas.
Menjadi rahasia umum jika peluang kerja mahasiswa ITS sebagai kampus teknik dalam bidang korosi cukup besar. Namun minat mahasiswa dalam hal ini masih kurang. Sudah begitu, alumni ITS yang bekerja di bidang korosi belum terlalu ramai. "Tujuan ICW salah satunya adalah untuk menyadarkan peserta akan pentingnya pengetahuan tentang korosi," ucap pria asal palembang ini.
Menurut Defa, dampak dari masalah korosi tidak hanya melulu soal kerugian materil. Dampak lingkungan dan sosial pun ada. "Perusahaan air minum contohnya, apabila pipa penghubungnya berkarat maka bisa mempengaruhi kesehatan konsumen secara luas," jelasnya. Dengan adanya ICW, Defa berharap peserta lebih peduli dengan masalah korosi di indonesia. (qi/hil)