ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
09 Maret 2016, 12:03

ITS Punya Cara Sendiri Dengan GMT

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Usai melaksanakan salat, Jama’ah disuguhi dengan khotbah yang dibawakan oleh Muhammad Anis Mustaghfirin ST MT.  Anis menyayangkan sebagaian oknum yang terlalu larut dalam euforianya menjelang GMT sampai-sampai lupa untuk memetik hikmah dari peristiwa bersejarah ini.

"Gerhana, baik matahari atau bulan tidak lain adalah sebagaian dari tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Sayang jika dilewatkan dengan cara yang tidak dianjurkan Rasulullah SAW," ungkap Anis.

Dosen FTK ini juga menceritakan, saat terjadi gerhana Nabi Muhammad SAW justru merasa takut dan bersegera memasuki masjid untuk salat, berdo’a serta memohon ampun kepada Allah SWT. "Dalam hadist juga disebutkan bahwa Rasulullah khawatir akan terjadinya kiamat saat melihat gerhana," sebutnya.

Ia pun mengajak hadirin menengok kondisi manusia modern seperti saat ini di mana dalam raut wajahnya bahkan tak terlihat setitik rasa takut maupun cemas. Manusia sekarang, ujar Anis, merasa telah menguasai ilmu pengetahuan.

Menurut Anis, manusia seolah dapat meramalkan apa yang akan terjadi dengan bantuan teknologi. "Semua dapat diprediksi, termasuk fenomena gerhana ini. Seakan tak ada yang perlu dicemaskan, GMT hanyalah fenomena alam biasa, sudah lumrah terjadi." Ujarnya.

Anis menerangkan, GMT dapat dikatakan sebagai bentuk peringatan Allah SWT agar manusia takut hingga kemudian teringat pada kebesaran Allah SWT. Rasulullah SAW selaku hamba yang paling takut kepada Allah SWT, ketika terjadi gerhana langsung terbayang dibenaknya akan kegoncangan pada hari kiamat. Namun, zaman sekarang tak sedikit yang justru lebih semangat untuk memburu foto daripada memburu ridha Allah SWT.

Lanjut Anis, hal yang terpentingnya dari fenomena langka ini adalah memposisikan agar kapasitas keimanan kita terhadap sang pencipta bertambah. "Semua peristiwa menakjubkan ini harus kita sadari bahwa semuanya berasal dari kehendak Allah SWT, bukan alamiah dari proses alam semesta." Kata mantan dosen Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya ini.

Diakhir khotbahnya, Anis berpesan agar tidak terlena dengan gemerlap ilmu pengetahuan. "Silakan mengekplor ilmu pengetahuan sebanyak mungkin, namun jangan sekali-kali menggadaikan keimanan kalian hanya demi Sains," tutupnya. (qi/van)

Berita Terkait