Adalah kesalahan bagi Bintoro apabila masyarakat masih mengikuti tradisi zaman dahulu, yaitu ketika mendengar gerhana, respon yang ada ialah larangan keluar rumah karena takut akan kebutaan. "Sebenarnya jika kita melakukan dengan cara yang benar tidak jadi masalah," katanya.
Menurutnya tak butuh alat mahal untuk aman melihat gerhana matahari. "Kita bisa membuat pinhole, menggunakan kedok las, atau membeli kacamata khusus gerhana. Harganya saya rasa tidak mahal untuk mahasiswa, sekitar 30 hingga 50 ribu rupiah," ucapnya sambil menaikkan kerut dahi.
Dengan menggambar di kertas kosong, ia menjelaskan bahwa pinhole bisa dibuat dengan memberikan lubang kecil pada kertas karton atau kardus yang ditempel alumunium foil. Lubang tersebut berfungsi menangkap sinar matahari untuk kemudian diproyeksikan pada kertas putih untuk pengamatan.
Dengan menyatukan kedua jemari tangannya, pria itu mengatakan bahwa yang membahayakan ialah menatap secara langsung proses GMT tersebut. "Kalau saat matahari tertutup total tidak masalah. Namun ketika matahari muncul kembali dengan intensitas cahaya yang tinggi dan pupil mata kita tidak siap, itu yang bahaya," jelasnya.
Hal serupa juga akan terjadi bila hanya menggunakan kacamata hitam biasa. Meski terkadang kita bisa melihat matahari secara langsung dengan kacamata hitam, namun Bintoro menerangkan saat itu pupil kita telah beradaptasi sempurna.
"Alat bantu pengelihatan yang baik adalah yang mampu mereduksi cahaya hingga 100 ribu kali. Kacamata hitam tidak mampu mereduksi sebanyak itu," ucapnya.
Bintoro mengatakan, akibat yang ditimbulkan dengan melihat GMT dengan cara yang salah adalah kebutaan. "Terkadang pengelihatan juga menjadi kabur. Uniknya, gangguan pengelihatan ini tidak terjadi secara langsung setelah melihat gerhana, namun bisa terjadi berhari-hari hingga berminggu-minggu setelahnya," terangnya.
Untuk wilayah Surabaya, kita dapat menyaksikan gerhana matahari sekitar pukul 06.21 – 08.39 WIB. Namun, yang tertutup di daerah ini hanyalah 83 persen. "Harapan saya untuk seluruh sivitas akademika ITS, jangan melewatkan fenomena ini dan bisa mengambil hikmah yang mendalam dari kejadian alam ini," pungkasnya seraya tersenyum. (yan/pus)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,