Indonesia masih menghadapi masalah-masalah umum seperti kurangnya infrastruktur dan produktivitas yang rendah. "Indonesia bukan hanya harus mampu menyediakan lapangan kerja," tutur Ilham A Habibie. Ia melanjutkan ketersediaan lapangan kerja juga harus memiliki arti.
Menjadi seorang supir misalnya, dikatakan Ilham memang menjadi lapangan pekerjaan namun bukan yang termasuk diharapkan. Lapangan pekerjaan yang dimaksud adalah yang bisa menimbulkan nilai tambah. "Hal ini sesuai dengan harapan Indonesia agar lebih baik," ungkap Ilham.
Selanjutnya ia menerangkan ada beberapa poin penting dalam memaksimalkan potensi untuk masa depan Indonesia. "Investasi, human capital, sains dan teknologi lah jawabannya," ujar CEO PT Regio Aviasi ini. Selain itu, proses membina, mendukung inovasi, kewirausahaan, dan meminimalkan kemiskinan juga tak luput menjadi perhatian.
Ilham menjelaskan inovasi berbasis teknologi harus terus digencarkan. "Inovasinyapun harus bermanfaat dan bisa bersaing," imbuhnya. Berinovasi berarti memperbaiki kualitas hidup. Teknologi-teknologi yang masih membawa mudaratlah yang butuh untuk diinovasikan.
Terdapat tiga pilar dalam pengembangan inovasi di masa depan. "Ada 3T ya, teknologi, talenta, dan toleransi," tutur putra BJ Habibie ini. Teknologi dan talenta tidak akan berhasil tanpa adanya toleransi.
Dalam berinovasi, Ilham berpesan agar tak hanya mengandalkan sumber daya alam (SDA), namun juga harus mengasah daya saing dan mengembangkan industri kreatif. "Sejak MEA, pasar kita menjadi dua kali lipat lebih besar maka disinilah kita harus kreatif," ungkap pria yang fasih berbahasa Jerman ini.
Sedang mengenai peran statistika di era MEA ini Ilham berpesan agar para statistisi lebih mengetahui arti dari daya yang dimiliki. "Buat data itu hidup," tegasnya. Ia berpesan agar para mahasiswa lebih memperdalam kemampuan berbahasa Inggris bukan hanya bisa membaca tapi juga berdiskusi lantas memperkaya pengetahuan tentang negara lain. (dza/man)