Pada babak final, para peserta dituntut untuk mempresentasikan hasil analisisnya di hadapan para juri. Tak tanggung-tanggung, Kepala Badan Pusat Statistika (BPS) Jawa Timur Teguh Pramono MA, CEO Enciety Business Consult Drs Kresnayana Yahya MSc, dan dosen Jurusan Statistika ITS Dr Irhamah SSi MSi didapuk sebagai juri.
Salah satu finalis ialah tim dari Institut Pertanian Bogor (IPB) yang digawangi oleh Hasna Melani Puspasari dan Muhammad Zaini. Berdasarkan hasil analisisnya terhadap Gross Domestic Product (GDP) dan Foreign Direct Investment (FDI) negara di ASEAN, mereka menetapkan tiga variabel yang mempengaruhi, yakni indeks kualitas manusia, tingkat pengangguran, dan jumlah pengusaha.
"Adapun variabel laten di antaranya ialah tingkat keamanan dan penggunaan teknologi di negara tersebut. Ini sangat mempengaruhi nilai investasi negara," jelas Zaini.
Lebih lanjut, Hasna mengutarakan saran yang dapat diterapkan pemerintah Indonesia guna meningkatkan daya saing ekonominya di lingkup ASEAN. Menurutnya, mengurangi jumlah pekerja dan memperbanyak pengusaha dinilai mampu menjadi solusi.
Selain itu, pemerintah juga dituntut untuk mengenali potensi daerahnya dengan baik. "Sehingga, potensi tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar," tutur Hasna.
Menurut Hasna, pemerintah juga harus meningkatkan kerjasama bilateral dan memperbaiki sistem internal birokrasinya. "Tanpa kondisi internal yang baik, apapun usaha pemerintah tidak akan membuahkan hasil yang maksimal," ujarnya bersemangat. Tak ayal, presentasi yang menarik perhatian juri ini pun mengantarkan Hasna dan Zaini sebagai juara 3 DAC 2016.
Sementara itu, Rektor ITS, Prof Ir Joni Hermana MSc ES PhD memberikan pendapatnya mengenai DAC 2016. Joni menyatakan, orang yang mampu mengatur dunia ialah orang yang memiliki data, mampu menganalisisnya, dan menggunakannya untuk menyusun langkah strategis. "Itu sebabnya DAC ini sangat penting, baik bagi kita maupun bagi perkembangan Indonesia selanjutnya," ujarnya.
Guru besar Jurusan Teknik Lingkungan ini mengungkapkan bahwa hal terpenting dari kompetisi DAC adalah membangun hubungan yang lebih erat antar universitas. Terutama dalam bidang riset, mengingat berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang juga menuntut perkembangan dunia riset dan pendidikan. "Ini juga menjadi awal bagi mahasiswa sebagai generasi muda untuk mempersiapkan diri membangun Indonesia di masa depan," pungkas Joni. (ayi/van)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung