ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
23 Februari 2016, 17:02

Membuat Bisnis Startup, Tunggu Apa Lagi?

Oleh : Dadang ITS | | Source : -
Berbeda dengan opini kebanyakan orang mengenai startup, ide yang bagus bukan segalanya untuk memulai bisnis berbasis teknologi informasi ini. Banyak ide bagus yang berantakan dalam eksekusi karena tim yang tidak solid. Andree Wijaya, Chief Executive Officer (CEO) mengungkapkan ada tiga peran yang harus ada dalam tim startup. "Mereka adalah hacker, hipster dan hulster," ujarnya.
Pria yang akrab disapa Andree ini menjelaskan hacker adalah anggota tim yang memiliki pengetahuan atau skill dalam bidang teknologi dan informasi. Istilah yang dia ambil adalah computer engineer. Lalu, ada Hipster yakni anggota tim yang memegang masalah desain sedangkan hulster adalah anggota tim yang paham mengenai marketing. "Namun nantinya, bagian tim harus saling berkolaborasi untuk melengkapi peran masing-masing," jelas pria berusia 25 tahun ini.
Baru setelah menemukan tim yang solid, startup bisa berjalan ke arah ide. Melihat tren bisnis belakangan, startup lambat laun berjalan ke podium primadona. Lantas, demi kemampuan bersaing diantara jajaran bisnis startup lainnya, ide bisnis yang dijalankan harus ide yang bagus.
Lantas bagaimana ide yang bagus itu? Ide bisnis yang bagus adalah yang mampu bersaing dan sustainable (bisa dikembangkan secara berkelanjutan, red). Untuk mampu bersaing, maka ide harus menyelesaikan permasalahan. "Semakin besar dampak yang dirasakan masyarakat dengan adanya startup itu, maka bisnis akan semakin dominan dibanding bisnis lain yang sejenis," jelas James Junianlie, hulster dalam tim delihome.
Baru kemudian proses meramu ide bisa berjalan ke arah keberlanjutan. Ide startup yang bagus tidak akan berhenti sampai satu versi. Ide yang bagus adalah yang bisa dikembangkan di berbagai arah. Contohnya saja google. Mulai dari layanan search engine, google mengembangkan diri menjadi layanan hiburan, pendidikan hingga ke bisnis melalui berbagai fiturnya.
Sekarang Adalah Waktu yang Tepat
Jika berbicara mengenai waktu yang tepat untuk memulai gerakan startup, sebenarnya Indonesia sudah terlambat. Setelah Amerika Serikat punya facebook dan google, China punya Alibaba.com. Sedangkan di Indonesia, istilah startup baru menjadi trend setelah muncul startup seperti tokopedia dan gojek.
Padahal walikota Surabaya, Ir Tri Rismaharini MT telah mendukung gerakan pembuatan startup. Start Surabaya namanya. Start surabaya adalah inkubator untuk para penggiat startup dengan berbagai bimbingan dan kompetisi. "Jadi sudah tidak ada alasan lagi untuk tidak ada fasilitas," ujar Elisabeth Be, hipster dalam tim delihome.
Tim ini mengungkapkan pada awalnya, sebagian besar penggiat startup akan gagal. 90% gagal kemungkinannya. Namun justru kegagalan itu yang akan membuat peluang startup selanjutnya akan berhasil. "Lagipula bukankah gagal adalah nama tengah mahasiswa?," gurau gadis yang akrab disapa Lisa ini.
Untuk mengantisipasi kegagalan, kuncinya adalah riset dengan sungguh-sungguh. Jangan sampai mengutamakan asumsi pribadi atau tim untuk mencari tahu apa yang diinginkan pasar. Lebih bijak melakukan survei di internet atau wawancara langsung dengan pelanggan. "Karena asumsi itu membunuh," pungkasnya. (gol/akh)

Berita Terkait