Dalam pemaparannya, Danu menceritakan kisah tentang mahasiswa asal Sumatra yang ternyata mampu meraup omzet rata-rata per bulan sebesar 70 juta. "Ia sukses menjadi entrepreneur bersama Berrybenka dengan modal yang sedikit," tukas Danu.

Jika mahasiwa takut mengambil resiko yang terlalu besar, lanjutnya, mereka bisa bergabung menjadi reseller Berrybenka dan HijabBenka. "Dengan begitu mahasiswa tidak perlu pusing memikirkan produk, tinggal modal ngomong dapat duit," cetusnya.

"Kami memang memiliki ribuan reseller di seluruh Indonesia, tapi untuk daerah Jawa Timur masih sedikit sekali," ucapnya. Menurutnya, untuk menjadi reseller Berrybenka sendiri tidak membutuhkan biaya apapun. Caranya bisa dilakukan dengan mengirimkan e-mail ke reseller@berrybenka.com atau membuka website resmi www.berrybenka.com.

Meski demikian, tak menutup kemungkinan mahasiswa ITS untuk menjadi suplier di Berrybenka. "Jadi bagi mahasiswa yang punya koleksi pernak-pernik cantik, bisa dititipkan kepada kami untuk dijual," ujarnya.

Selain bercerita, ia juga menawarkan resep penting untuk menjadi entrepreneur. "Untuk kelas mahasiswa, kita tidak perlu memikirkan ide-ide yang besar seperti Go-Jek. Yang penting, ide kita berbeda dan dibutuhkan dan mampu menjadi yang terbaik di antara pesaing lain," jelasnya.

Tak hanya itu, Danu juga menekankan bahwa seorang entrepreneur sangat membutuhkan partner. Ia menyarankan agar memilih partner yang bisa melengkapi kekurangan yang kita miliki. "Jangan memilih partner bisnis atas dasar teman sendiri, karena malah banyak cerita persahabatan hancur gara-gara bisnis," ungkapnya dengan tersenyum.

Visi yang jelas dan selalu berpikir positif menjadi resep selanjutnya. Yang terakhir tentunya ialah mengeksekusi bisnis tersebut. "Kebanyakan mahasiswa hanya menghabiskan waktu dan tenaga untuk memikirkan ide, tapi tidak segera dieksekusi," pungkas pria kelahiran Semarang ini. (yan/pus)