Tema tersebut sengaja diambil agar dalam menjalankan sebuah bisnis, para siswa tidak merusak lingkungan dan tetap menjaga kelestariannya. "Siswa SMA perlu tahu bagaimana membangun bisnis yang baik karena semua akan berujung pada pengolahan uang," ujar Ketua Jurusan Imam Baihaqi ST MSc PhD dalam pembukaannya.
Tak hanya tema, proposal para peserta yang diajukan tahun ini juga lebih inovatif. Hal ini juga disebabkan skala kompetisi yang lebih luas dari sebelumnya. "Sebelumnya hanya sebatas Jawa Timur, sekarang Manifest sudah meningkat menjadi skala nasional," ungkap Wakil Pelaksana Manifest 2016 Meriem Oktaviana.
Kompetisi bisnis ini diikuti oleh 100 tim dan disaring kembali menjadi 20 tim yang akan dipilah ke lima besar. "Nantinya 20 tim tersebut sebelum diseleksi menjadi lima besar akan diberikan kesempatan untuk merevisi yang kemudian dipresentasikan kembali," jelas Meriem.
Salah satu peserta, Aulia Gita mengaku sempat kebingungan saat mencari permasalahan lingkungan untuk dipecahkan. Namun akhirnya ia dan timnya menemukan ide untuk membuat sakachair, kursi multifungsi yang bisa dijadikan akuarium. "Saya ingin produk ini nantinya bisa diproduksi secara msal," pungkas siswi SMA Negeri 1 Sidoarjo ini. (ifa/pus)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung