Berawal dari kegelisahan melihat lingkungan danau di ITS yang kurang terawat, Arsyad dan tim mengembangkan WCR. "Danau di ITS kurang sedap dipandang lantaran banyaknya sampah menggenang di atasnya. Ini karena banyak yang belum sadar kebersihan," ungkapnya miris.
Lantaran masalah itu, Arsyad menciptakan alat agar mampu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kolam bersih dan indah. Cara kerja alat ini adalah mendeteksi sampah yang jatuh ke permukaan kolam dengan menggunakan sensor inframerah. "Sensor infrared ini kemudian dikonversikan menjadi sinyal untuk menggerakkan swiper atau penyapu," ujarnya.
Ia menambahkan, WCR terdiri dari tiga swiper. Swiper utama berada di tengah dan berfungsi menyapu atau mengarahkan sampah ke swiper lain di pojok alat. Swiper lain inilah yang berfungsi untuk mengarahkan sampah menuju swiper pembuang.
"Pembuang ini nantinya akan mengangkat sampah lalu membuang ke luar kolam secara otomatis. Sehingga sampah akan terkumpul di tepi kolam dan mudah diambil untuk dibersihkan," ujar mahasiswa angkatan 2014 ini.
Meski tergolong sederhana dalam cara kerjanya, Arsyad meyakini justru itu letak keunggulan alat WCR. Ia berencana akan mematenkan alatnya sebelum dikomersilkan.
Meski demikian, alat ini ternyata mempunyai kelemahan karena komponennya belum bekerja maksimal. Menurutnya hal ini karena adanya keterbatasan dana saat perancangan alat. "Tapi kami tetap akan berusaha mengembangkan alat ini agar siap dikomersilkan," pungkasnya. (van/pus)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memberikan apresiasi atas kontribusi organisasi mahasiswa (ormawa) di ITS
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berkomitmen mendorong inovasi mahasiswa. Melalui pameran bertajuk Innovatech
Kampus ITS, ITS News — Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak hentinya mendulang prestasi gemilang. Kali ini, melalui inovasi
Kampus ITS, ITS News — Sebagai wujud kontribusi nyata dalam pengembangan energi terbarukan di sektor pertanian, tim dari Laboratorium