ITS News

Rabu, 17 Desember 2025
11 Januari 2016, 09:01

Mahasiswa ITS Iseng Ciptakan Pemendek Tautan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Adalah Harun Rizal, mahasiswa Jurusan Sistem Informasi (JSI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya angkatan 2013 sebagai salah satu penemu domain pemendek alamat website itu. Saat ditemui ITS Online, pada 29 Desember 2015 lalu, Harun mengatakan bahwa tujuan awal pembuatan domain ini adalah untuk keperluan pribadi semata. "Misalnya kalau ada tugas kelompok, bisa memudahkan menghafal tautan," ujar pria berambut gondrong ini.

Intip.in adalah sebuah domain khusus yang berfungsi untuk memendekkan atau menyingkat tautan. Caranya mudah, hanya dengan mengunjungi laman Intip.in, lalu meng-input tautan yang ingin disingkat. Secara otomatis Intip.in akan memberikan tautan baru yang jauh lebih pendek. Namun apabila ingin mudah menghafalnya, bisa juga dengan mengetik langsung tautan baru yang diinginkan, misalnya Intip.in/namaacara.

Dengan cara ini, akan lebih mudah untuk membuka tautan tertentu dengan sekedar mengetik tautan hasil pemendekan dari Intip.in pada kolom tautan. Secara otomatis, domain Intip.in akan menghubungkan ke alamat web sesuai dengan tautan awal.

Dalam dialog singkat sore itu, pria yang hobi bermain game online ini sempat menyinggung tentang beberapa karyanya yang lain. Mulai dari kk.intip.in yang dapat mengunjungi laman Kaskus tanpa iklan, intip.in/IPK sebagai IPK simulator, Intip.in/nilai untuk mengintip nilai tiap mata kuliah secara praktis, serta Intip.in/FRS sebagai Formulir Rancangan Studi (FRS) simulator.

Namun untuk IPK, nilai dan FRS simulator penggunaanya masih terbatas pada mahasiswa JSI saja. Langkah paling dekat, menurut Harun, adalah membuatnya menjangkau Fakultas Teknologi Informasi (FTIf). Perihal tidak dibuat untuk seluruh jurusan di ITS, Harun menegaskan bahwa memang tidak ada permintaan. "Ini mau dibuat menjadi satu fakultas juga karena ada permintaan dari pihak BEM, kalau ITS mau ya bisa saja dibuatkan," selorohnya.

Mengenai biaya, Harun bercerita bahwa sebenarnya untuk membuat domain seperti Intip.in ini tidaklah gratis. Ia bahkan harus menyewa servernya langsung dari Singapura, tentunya dengan biaya yang tidak sedikit. Namun dalam prosesnya Intip.in sama sekali tidak diprogram untuk menghasilkan keuntungan. "Sebenarnya Intip.in itu saya buat untuk keperluan pribadi, eh ternyata banyak teman yang tertarik untuk ikut menggunakan. Saya sih tidak masalah, malah senang karena mereka jadi terbantu," ungkapnya.

Menurutnya, kalau sudah menjadi hobi, jangankan tidak dibayar, harus membayar pun akan dilakoni. Karena ada kepuasan tersendiri yang saya dapat dengan larisnya Intip.in. Perihal keuntungan, kalau memang karya ini layak, di masa depan saat sudah memiliki merek keuntungan akan dengan mudah mengalir.

Sempat Diblokir Server ITS

Segala akses ke internet yang menggunakan proxy its.ac.id sejatinya selalu dipantau oleh pihak ITS. Semakin banyaknya pengguna wi-fi ITS yang mengunjungi domain Intip.in membuat admin server menjadi curiga. Kecurigaan itu semakin bertambah dengan nama domain yang terkesan kontroversi, terbilang ngintipin. Karena itu admin server ITS langsung memblokir domain ini karena menganggapnya sebagai situs porno.

Namun hal ini tidak berlangsung lama. Begitu menyadari situsnya kena blokir, Harun langsung melapor pada admin sever atas kesalahpahaman tersebut. Hingga akhirnya admin mencabut status pemblokiran dan mahasiswa pun kembali dapat mengaksesnya. (qi/akh)

Berita Terkait