ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
21 Desember 2015, 07:12

ITS Dukung Penurunan Tingkat Emisi Karbon

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Sekelompok mahasiswa pecinta lingkungan ini melakukan pengukuran cadangan karbon beberapa waktu yang lalu di wilayah kampus ITS seluas 180 hektar. Program yang telah berjalan sejak 2012 ini dilakukan sebagai langkah konservasi udara dari mahasiswa ITS.

Selain itu, pengukuran karbon juga merupakan langkah awal dari Measuring, Reporting and Verification (MRV) dari skema Reduksi Emisi akibat Deforestasi dan Degradasi Hutan plus (REDD+). Terdapat lima sumber karbon yang diperhitungkan menurut IPCC-GL 2006 seperti tanah, serasah, pohon mati, dan biomassa di bawah serta di atas tanah.
Pungukuran ini menggunakan metode manual agar didapat hasil yang lebih akurat. Dikatakan mantan Kepala Divisi Bakti Alam Bakti Masyarakat (BABM) PLH SIKLUS ITS Aknan Anggraini, penyebab peningkatan emisi karbon adalah jumlah mahasiswa. Lantaran, mahasiswa yang masuk lebih banyak dibandingkan yang keluar, padahal cadangan karbon sama setiap tahunnya. 

Untuk itu menilai perlu dilakukan komparasi data cadangan karbon yang sekarang dengan data emisi pada tahun sebelumnya. "Tujuannya agar dapat dihitung keseimbangannya," papar Aknan.

Pengukuran meliputi pengecekan pada total 76 jenis pohon dan tanaman yang ada di ITS. Usai pengukuran, didapatkan hasil bahwa penyumbang cadangan karbon terbesar adalah pohon Mahoni yang berjumlah 756 buah.

Pohon Swietenia Mahagoni ini memiliki cadangan karbon sebanyak 1226.557 ton dengan daya serap 4501.464 ton per tahun. Disusul pohon Angsana, Trembesi, Jabon, Asam Flamboyan dan jenis lainnya.

Tahap pengukuran (measuring), diyakini Aknan dan pihaknya, memiliki tingkat kesulitannya sendiri. Pasalnya, ada banyak sekali referensi yang berbeda-beda mengenai acuan pengukuran karbon ini. "Ini yang membuat kami bingung," ungkap mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan ITS ini.

Lebih lanjut, Aknan menegaskan pengukuran karbon dilakukan untuk mendukung langkah konservasi udara global. Hal ini karena ia merasa terinspirasi dari perkataan mantan Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono bahwa Indonesia akan berusaha menurunkan emisi.

Menurut Aknan, sebenarnya Indonesia tidak berkewajiban untuk menurunkan emisi pada perjanjian Internasional. "Tugas kita sebenarnya hanya menjaga cadangan karbon yang ada saja," tukasnya mantap.Meski demikian, SIKLUS secara penuh mendukung usaha penurunan emisi tersebut dengan cara ini.

Tak hanya pengukuran, SIKLUS juga melakukan tindakan nyata seperti penanaman pohon yang bermanfaat sebagai carbon pool dan Car Free Day (CFD). "Kami mengajak mereka mengurangi emisi dengan mengurangi penggunaan alat transportasi, listrik, dan produksi sampah," tambahnya.

Di akhir, Aknan berharap mahasiswa ITS bisa memberikan contoh yang baik bagi mahasiswa lain bahkan masyarakat. Pola hidup konsumtif, tambahnya, juga sebaiknya dikurangi supaya emisi bisa terus tereduksi. (owi/pus)

Berita Terkait