Diangkatnya disertasi berjudul Guna dan Citra Detail Arsitektural pada Rumah Jawa di Surakarta, jelas Hardiyati, karena kecintaannya akan arsitektur jawa. Menurutnya, kekayaan detail apabila tidak diekspose dikhawatirkan akan musnah. Sebab, dengan banyaknya arus informasi yang datang di masa modern ini, maka makin berpeluang pula ia akan menutupi kekayaan nusantara tersebut.

Detail yang dimaksud, tambahnya, memiliki peran penting untuk memenuhi kebutuhan struktural bangunan rumah jawa. "Detail akan terlihat sebagai detail apabila menjadi bagian dari bangunan rumah jawa secara keseluruhan," ujar dosen Jurusan Arsitektur Universitas Sebelas Maret Surakarta ini.

Penelitiannya ini, diakui Hardiyati sebagai bentuk pendalaman kekayaan arsitektur rumah jawa yang banyak mengandung pengetahuan arsitektur. "Detail-detailnya didapat dari artefak bangunan rumah jawa, tulisan tidak terstruktur, dan juga penuturan lisan," papar perempuan kelahiran Sragen ini.

Dalam memahami detail pun, Hardiyati mengatakan penghayatan dalam arsitektur adalah penting. "Sedangkan perencanaan penghayatan kita masih sangat kurang," tandasnya. Oleh sebabnya, Guna dan Citra diakuinya adalah teori yang sangat cerdas. Arsitektur tidak sekedar fisik tapi lebih pada bagaimana membuat hidup manusia menjadi lebih harmonis.

Belajar Tentang Kesederhanaan

Tak kurang dari lima tahun melakukan penelitian, Hardiyati mengaku menikmati prosesnya. Terlebih, objek disertasinya yang merupakan wilayah pedesaan di Surakarta. "Di desa terdapat kehidupan yang hakiki, tanpa ada topeng dan sebagainya," ungkap Hardiyati.

Kesederhanaan dianggapnya kesempurnaan yang mudah dijalani ketika hidup hadir apa adanya. Orang-orang menjadi tidak akan menggali sumber daya alam berlebih hanya untuk kesempurnaan. "Karena arsitektur tidak tentang mengambil pena atau komputer lalu menggambar, tapi bagaimana mengharmoniskan bangunan dengan lingkungan," pungkasnya. (owi/man)