ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
13 Desember 2015, 18:12

Muhadloroh Ilmiah, JMMI Bahas Ukhuwah

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Terdapat empat orang pembicara dengan latar belakang berbeda dalam acara yang digelar di Masjid Manarul Ilmi ini. Salah satunya adalah Al Ustadz Dr Topan Setiadipura. Dalam pembukaannya, ia mengaskan kepada peserta tentang pentingnya ukhuwah. "Jika ingin masuk surga dan mencapai kejayaan ,maka umat Islam harus beriman. Dan tidak beriman seseorang sebelum ia saling mencintai saudaranya," jelasnya mantap.

Menurutnya, menebar salam, saling memberi hadiah, dan tersenyum terhadap saudaranya adalah hal-hal yang dapat membawa kepada  jalan cinta di antara kaum muslim. "Saat kecintaan yang kuat antar kaum muslim bisa mendominasi, maka jalan menuju persatuan umat bukan lagi perkara yang sulit," tegas Ustadz yang menyelesaikan studinya di Tokyo ini. 
Selain itu, ia juga memberikan resep yang harus dilatih bagi pribadi muslim jika dihadapkan pada orang yang bersikap tidak baik. Salah satunya adalah membalas dengan amalan yang lebih baik. "Tidak marah, pemaaf bahkan ihsan," ujarnya. 
Sementara itu, perwakilan Ikatan Dai Indonesia KH Ahmad Mudzoffar Jupri MA sengaja menyoroti perbedaan antar harakah yang kerap dibesar-besarkan. Seperti masalah khilafiah atau perbedaan furu’ . "Sayangnya mereka bahkan tidak mempermasalahkan permasalahan yang lebih besar dan lebih pokok seperti banyak muslim yang tidak sholat dan lalai. 
Pria yang akrab disapa Mudzoffar ini menyebutkan, ada dua hal yang dapat dilakukan dalam menyikapi perbedaan tersebut. Dua hal tersebut adalah bersepakat dan bersatu di dalam prinsip serta saling toleransi untuk masalah furu’."Jangan sampai perbedaan masalah yang tidak prinsipil dapat memecah belah kita semua," tekannya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan ada tiga prinsip yang menjadi faktor penentu apakah aliran satu dengan yang lainya bertentangan atau tidak. "Prinsipnya adalah kelompok tersebut tetap berkomitmen dengan 6 rukun iman, rukun islam dan menjadikan tiga generasi pertama sebagai generasi terbaik dan panutan setelah Baginda Rasulullah," jelasnya.
Meski demikian, hingga saat ini masih banyak aliran sesat yang merusak ukhuwwah Islamiyyah. Hal ini dipaparkan langsung oleh Habib Ahmad Zein Al Kaf, tokoh dari Nahdlatul Ulama. Di awal pemaparannya, ia menegaskan Indonesia adalah bumi Ahlussunnah, yaitu berpegang pada apa yang diajarkan Rasulullah. "Meskipun kita terpecah dalam berbagai organisasi Islam, namun kita adalah keluarga besar Ahlussunnah," ujarnya.
Ia menjelaskan aliran sesat yang masuk Indonesia berasal dari berbagai negara. "Amerika membawa paham liberal muncul Jaringan Islam Liberal (JIL), India membawa Ahmadiyyah Qadiniyyah, dan Iran membawa paham Syi’ah," jelas pengurus forum anti aliran sesat ini.
Saat berbicara mengenai Syi’ah, Habib menekankan aliran inilah yang paling berbahaya. Sebab, mereka didukung oleh negara kaya. Berbagai cara dilakukan untuk menarik hati para umat Islam. "Yang memerlukan uang akan didanai, para tokoh ditamasyakan ke Iran, bahkan diberi bantuan beasiswa. Untuk itulah ukhuwah harus terus ditingkatkan," tutupnya. (mei/pus)

Berita Terkait