ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
11 Desember 2015, 08:12

Holcim Kenalkan Pengolahan Tambang di ITS

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Pembicara kali ini adalah Merdiano Buyung Maulana ST, Project Engineer Waste Management Service di PT Holcim Indonesia. Dalam pemaparannya, ia mengatakan pihaknya telah berhasil mengurangi dampak negatif kegiatan pertambangan terhadap lingkungan. "Kita berusaha memanfaatkan kembali limbah yang dihasilkan oleh kegiatan pertambangan," jelas Buyung.

Menurutnya, setelah pengeboran, akan ada batuan yang ikut keluar. Batuan tersebut sudah terkontaminasi dengan oli, minyak, maupun material lain yang memiliki nilai bakar. Ia pun bertugas mengolah batuan tersebut hingga dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti batu bara. "Syaratnya, nilai kalori limbah harus di atas 2500 dan nilai mineral di atas 50 persen. Ini berlaku untuk limbah lain selain limbah pertambangan," ujar alumni JTI angkatan 2003 ini.
Diakui Buyung, Holcim berusaha mengurangi penggunaan batu bara sebagai bahan bakar. Selain itu, limbah yang dihasilkan pun diusahakan untuk diolah dan digunakan kembali. Hal ini diakuinya telah melipatgandakan keuntungan perusahaan. "Kami juga dibayar oleh perusahaan pertambangan yang ingin limbahnya dikelola. Biaya membeli bahan bakar pun juga berkurang drastis," ungkap mantan ketua Senat Mahasiswa Teknik Industri tersebut.
Sebagai orang yang bergerak di bidang manajemen proyek, bapak satu anak ini bertugas merancang proyek agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Ia pun melakukan perencanaan, penjadwalan, hingga merumuskan keuntungan yang mungkin diperoleh agar proyeknya berjalan efektif. "Di sini aplikasi keilmuan Teknik Industri sangat penting untuk diterapkan," tuturnya.
Diceritakan Buyung, awalnya yang ia kerjakan memang hanya menjadi pelengkap pekerjaan lulusan jurusan lain yang memiliki core competency di bidang pertambangan. Meraka adalah lulusan Teknik Perminyakan dan Teknik Kimia. "Tapi yang kita lakukan dapat menjadi standar dan memberikan dampak besar bagi perusahaan," tambah mantan koordinator asisten Laboratorium Perancangan Sistem dan Manajemen Industri (PSMI) ini.
Di akhir, pria asal Surabaya ini menjelaskan bahwa sesungguhnya 83 persen lulusan Teknik Industri dapat bekerja di segala sektor. Namun, Buyung menekankan bahwa skill dan pengetahuan hanya berpengaruh masing masing 30 dan 10 persen. "Di dunia kerja, 60 persen yang paling berpengaruh ialah attitude, termasuk bagaimana kita berhubungan dengan orang dan kejujuran saat bekerja," pungkasnya. (ayi/pus)

Berita Terkait