Diketuai oleh Aghin Puspita Hapasari, timnya berhasil meraih hadiah sebesar Rp 25 juta dalam ajang yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Batu. Tim ini beranggotakan empat mahasiswa yang terdiri dari mahasiswa ITS sendiri dan universitas lain. Dengan demikian, konsep mereka akan digunakan untuk desain kantor kota Batu.
Dalam kompetisi ini, Aghin bersama rekannya Ersadhea Sekar Oktiviana sengaja mengusung konsep perkantoran yang nyaman dan memiliki ciri khas. Ersa menuturkan bahwa konsep yang mereka tawarkan adalah tenang dan menunjukkan identitas wilayah kantor tersebut. "Tim kami menerapkan budaya khas Batu yakni batik Batu pada konsep desain kantor," lanjutnya.
Ia mengaku tidak mengalami kesulitan berarti dalam pembuatan konsep kantor. Meski demikian, banyak tahapan yang harus dilewati mereka dalam mendesain. Mulai dari survei pada lokasi pembangunan kantor Pemkot Batu, tahap eliminasi, hingga tahap presentasi.
Saat ditanya mengenai dana, Ersa juga mengatakan tidak merasa kesulitan karena peserta lomba hanya diminta mengirim konsep ditawarkan. "Pengirimannya lewat e-mail, kemudian pada tahap presentasi diminta untuk presentasi di Kota Batu," terangnya.
Sejak awal, Aghin dan Ersa sebenarnya pesimis akan konsep desain yang mereka tawarkan. Apalagi melihat saingan mereka yang banyak yaitu sekitar 159 peserta. Bahkan saingan mereka berasal dari berbagai kalangan yang tidak boleh disepelekan yakni para desainer , arsitek Indonesia, dosen dan mahasiswa lainnya.
Hal lain yang membuat tim ini pesimis adalah para juri yang juga berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari Ketua Himpunan Desain Interior Indonesia, perwakilan Ikatan Arsitek Indonesia, dan Wali Kota Batu.
Meski demikian, Ersa merasa bangga saat karya mahasiswa ITS ternyata dapat diterapkan pada kantor Pemkot Batu yang notabene kantor besar. "Serasa menjadi desainer profesional," tukas Ersa kepada ITS Online. (jel/pus)