Wenten membuka kultam yang berlangsung di gedung Pascasarjana ITS tersebut dengan mendemonstrasikan penemuan terbarunya yakni Air purifier bernama Fresh-On 2015. Dengan gaya pemaparan santai, ia lalu menjelaskan penemuan yang diciptakan bagi para korban kabut asap dari musibah kebakaran hutan beberapa waktu lalu.
Dijelaskan Wenten, alat sederhana berbentuk tabung ini mempunyai ukuran pori membran sekecil 50 nano. Alhasil, alat itu pun mampu menangkap partikel udara kotor dan mengeluarkan udara bersih dengan kadar oksigen hingga 38 persen dengan rata-rata 100 liter oksigen per menit.
Cara pengoperasiannya pun menurutnya sederhana, hanya tinggal menyambungkan ke kompresor atau blower, bahkan bisa ke pompa sepeda lalu alat ini sudah dapat bekerja. Ia menambahkan bahwa teknologi membran itu ternyata murah, dengan harga per unit 250 ribu rupiah alat tersebut bisa di digunakan selama 10 tahun. "Bayangkan, menurut survei ketika berada di suatu tempat yang kaya oksigen, kita akan menjadi lebih cerdas dan mungkin Indeks Prestasi (IP) kalian bisa jadi empat," celetuknya.
IGW Emergency Membrane adalah karya selanjutnya yang ia paparkan. Alat ini merupakan pompa tangan tanpa listrik dan terbuat dari bahan kimia yang dilengkapi filter untuk menyediakan air bersih dalam kondisi darurat. Selain itu, alat ini juga memiliki selektivitas yang tinggi untuk menghilangkan kekeruhan, bakteri, alga, spora, kuman, dan koliod. "Pompa sederhana ini juga pernah digunakan untuk membantu para korban tsunami aceh 2004 silam," terang alumnus terbaik ITB angkatan 1982 tersebut. .
IGW Emergency Membrane lebih banyak diigunakan di tempat yang minim air. Konsep reuse yang digunakan membuat air bekas pakai dapat kembali dimasukan dalam pompa. "Dan secara terus menerus akan menghasilkan air bersih," jelas pria yang memiliki 15 hak paten atas karyanya ini.
Perkembangan dari IGW Emergency Membrane adalah IGW Green Ultrafilter. Jika alat sebelumnya menggunakan pompa, maka alat IGW Green Ultrafilter ini lebih praktis. Yakni cukup diputar ke depan untuk mendapatkan air bersih dan diputar ke belakang untuk mengeluarkan kotoran yang tersaring. "Karyanya ini bisa dikatakan sebagai PDAM masa depan," jelas Peraih B.J. Habibie Technology Award 2013 ini.
Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa teknologi membran sudah banyak diaplikasikan. Yakni banyak digunakan dalam kegiatan menyaring kelapa sawit, menyaring air laut dalam sehingga menghasilkan produk samping berupa garam, mendukung proses cuci darah di dunia kedokteran, serta pada industri minuman untuk diciptakan untuk pembuatan jus tebu.
Ketua Jurusan Teknik Kimia Dr Juwari ST MEng, mengaku senang atas kesediaan Prof I Gede Wenten sebagai pembicara dalam kultam kali ini. "Saya berharap agar apa yang disampaikan bisa diresapi, agar para generasi penerus ini bisa meneruskan apa yang diperjuangkan beliau untuk membangun daya saing Indonesia jauh lebih unggul lagi," ujarnya.
Kultam ini ditujukan tidak hanya untuk mahasiswa Jurusan Teknik Kimia saja, melainkan untuk Jurusan Teknik Lingkungan dan Teknik Material Metalurgi juga turut diundang. "Dengan core yang hampir sama di bidang teknologi proses, diharapkan kita mampu menjadikan daya saing Indonesia lebih baik ke depannya," terang Rofi Arga Hardiansyah, Ketua HIMATEKK. (mei/akh).
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung