ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
05 Desember 2015, 13:12

Main Ke ITS, Ini Wejangan Dahlan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dengan bahasa yang sederhana, Dahlan seolah ingin mengusir rasa khawatir yang berlebih terkait akan segera berlabuhnya MEA di Indonesia. Bahkan saat ada peserta yang dengan seriusnya bertanya tentang persiapan yang harus dilakukan mahasiswa guna menyongsong MEA, jawaban yang diberikan Dahlan benar-benar di luar dugaan.

"Mahasiswa ga perlu melakukan apa-apa, karena memang tidak akan terjadi apa-apa. Rutinitas akan terus berlangsung seperti biasanya. Belajar aja yang bener, jangan kebanyakan main. Kalau kamu jadi orang bener, nantinya juga akan survive sendiri dalam menghadapi MEA," tukas pria kelahiran Magetan tersebut.

Mengetahui mimik peserta, dengan cerdik sesekali Dahlan mengalihkan bahasan dari MEA ke arah konservasi energi. Sedikit banyak Dahlan bercerita tentang perlunya mengalihkan sumber energi dari minyak bumi ke arah gas alam. "Data statistik mengungkap bahwa produksi minyak di Indonesia kian hari kian menurun, sedangkan gas alam masih bisa dipertahankan naik hingga saat ini. Jadi jangan lagi berpikiran bahwa Indonesia adalah raja minyak," celetuknya.

Tidak adanya kebijakan yang konsisten dari pemerintah membuat Indonesia seakan selalu keteteran dalam menghadapi masalah yang satu ini. Dahlan pun sempat memberi ‘kode’ kepada rektor ITS untuk melakukan penelitian di bidang konversi bahan bakar sepeda motor ataupun mobil dengan gas alam. "Pokoknya bagaimana caranya biar bisa menjadi produk yang semakin ekonomis, entah itu dikecilkan kompresinya atau bagaimana," terang mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) periode 2011-2014.

Lebih lanjut, ia juga turut memotivasi lebih dari 1700 peserta yang hadir dalam acara tersebut untuk lebih kreatif dalam berkarya. "Teknologi penyimpanan listrik itu mahal, sudah begitu harus diganti setiap dua tahun sekali. Coba kalian kembangkan pikiran untuk mencari ide tentang alternatif dari teknologi yang ada," usulnya pada peserta.

Mantan direktur utama PLN ini juga sempat berbagi pengalamanya dalam pembangunan kabel bawah laut. Hal itu ia lakukan agar pulau-pulau kecil dapat terhubung dan tersentuh listrik. Jauhnya jarak antara pulau tak menjadi masalah baginya. Bahkan ia berkisah bahwa pernah mencapai 80 kilometer.

"Mungkin diantara saudara ada yang kepikiran, dari pada susah payah membangun kabel bawah laut, kenapa tidak membuat kincir angin saja? Karena angin di sana tidak selalu stabil mas. Kalian tahu sebabnya? Setahu saya sih karena ada orang yang mendirikan pabrik tolak angin," ucap Dahlan yang seketika diikuti ledakan tawa memecah ketegangan.

Di penghujung orasinya, Dahlan kembali menyeret peserta ke arah bahasan awal yaitu MEA. Tak banyak memang, Ia hanya meninggalkan sedikit pesan. Yaitu agar bangsa Indonesia terutama mahasiswa tidak lagi berprinsip naisonalis kuno. Yang sama sekali tidak mau mengimpor produk asing. ”Berpikirlah lebih terbuka bahwa kita tetap saling membutuhkan satu sama lain. Jadi ubahlah prinsip kuno itu dengan nasionalis modern. Tetap dipihak Indonesia, namun berwawasan global,” pesannya. (qi/ao)

Berita Terkait