Diketuknya kubah kuningan unik dengan lekukan khusus ditengahnya menandakan akhir dari sambutan singkat yang diberikan oleh Joni sekaligus dibukanya seminar akbar pagi itu. Dihadapan sekitar 1700 insan muda, Joni dengan gagah menyatakan bahwa potensi indonesia untuk menjadi bangsa yang besar sangat terbuka lebar. Hanya saja masyarakat indonesia cenderung tidak menyadari potensi tersebut.
Negara besar dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa ini, harusnya bisa menjadi pelopor perubahan. "Bila Soekarno saja dengan berbekal sepuluh pemuda bisa mengguncang dunia, dengan 1700 pemuda yang hadir sekarang seharusnya kita bisa mengguncang dunia dengan 170 kali lebih hebat," ungkap Joni.
Yang jadi masalah adalah pikiran kita masih terkotak-kotak, sehingga potensi yang sebesar itu sampai tidak disadari eksistensinya. Menegaskan statementnya, Joni memberitakan bahwa pada tahun 2040, Indonesia diprediksi akan menjadi lima besar raksasa ekonomi dunia. Seketika itu dinding gedung robotika yang semula diam mendadak bergetar karena semaraknya tepuk tangan hadirin.
Salah satu alternatif untuk membuka wawasan adalah dengan Sharing. "Anda datang ke tempat ini pada hari ini sudah merupakan langkah yang tepat. Disini telah duduk banyak orang hebat yang sedang menunggu giliran untuk membagi inspirasinya dengan saudara semua. Maka dari itu mari buka pikiran kita lebar-lebar untuk dapat menyerap sebanyak-banyaknya manfaat dari beliau-beliau ini," tambah Joni.
Hadir juga pada saat itu Dahlan Iskan (Menteri BUMN 2011-2014), M Fajrin Rasyid (Co Founder & CEO Bukalapak.com), M Johari Zein (Founder JNE) serta Yhenda Permana (Direktur dan COO Badak LNG ) Serangkaian pembicara tersebut kebanyakan memang dari golongan pengusaha. Hal ini dimaksudkan agar dalam jiwa peserta dapat tertanam hasrat, serta kemampuan untuk menjadi pengusaha. "Bila banyak pemuda Indonesia yang berprofesi sebagai pengusaha, katakanlah empat puluh persen saja, maka perekonomian dunia dengan mudah pun dapat kita kendalikan", ungkap pria yang mencetuskan gerakan ITS Cinta Subuh ini.
Joni juga sempat mengutip pendapat seorang tokoh dalam sambutanya. "Untuk bisa survive, suatu perusahaan harus berfokus setidaknya pada tiga aspek, yaitu siapa yang dilayani, produk apa yang dihasilkan serta bagaimana sistem operasi yang diterapkan," tegasnya. Peserta diibaratkan sebagai sebuah perusaaan. Sekarang tergantung diri kita sendiri bagaimana mengembangkan perusahaan tersebut menjadi besar.
Pada akhir sambutannya sebagai tuan rumah, Joni kembali menyatakan harapan besarnya tentang antusiasme peserta dalam menyimak materi yang diberikan. "Mari belajar dari orang-orang hebat dihadapan saya tentang bagaimana mereka bisa sukses seperti ini. Mari dapatkan sebanyak mungkin cerita bermanfaat dari para pembicara hebat tersebut," pungkas Joni seraya bersiap-siap untuk memukul gong. (qi)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan