ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
04 Desember 2015, 10:12

HMPL Kembali Angkat Isu Reklamasi Benoa

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Setelah berhasil menyelenggarakan rubik pertama mengenai Surabaya Smart City, Himpunan Mahasiswa Planologi (HMPL) ITS kembali menggelar acara serupa. Uniknya, PWK juga mengundang mahasiswa jurusan lain untuk meramaikan rubik kedua yang membahas isu kontroversi reklamasi ini.

Ketua pelaksana Endy Hernowo mengatakan awalnya program ini hanya untuk mahasiswa PWK. Namun ada permintaan dari luar jurusan agar acara ini diadakan untuk umum. "Setelah rapat mengenai hal ini, akhirnya kami memutuskan untuk mengundang seluruh mahasiswa ITS," tambahnya.

Kronologi kontroversi Teluk Benoa dijelaskan sekilas oleh panita. Kronologi tersebut diawali dengan penetapan Teluk Benoa sebagai wilayah konservasi melalui Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2011. Lalu dilanjutkan dengan pembahasan PT Tirta Wahana Bali International (TWBI) selaku investor properti. Tujuannya adalah untuk menjadikan Teluk Benoa sebagai kawasan pariwisata.

Usai pemaparan kronologi, panitia sengaja memadamkan lampu dan menyulap ruang rubik bak bioskop. Kondisi hening pun akhirnya dihidupkan kembali dengan ditayangkannya sebuah film dokumenter berdurasi 42 menit yang berjudul Kala Benoa. Film ini menayangkan reklamasi Teluk Benoa dan perjuangan organisasi di Bali dalam melakukan penolakan.

Menurut Endy, diskusi ini sengaja dibuat sebagai wadah mahasiswa untuk bertukar pikiran mengenai isu-isu publik. Ia mengungkapkan saat ini isu terkait reklamasi Teluk Benoa di Bali sudah mulai tenggelam pembahasannya. "Padahal, mahasiswa dan masyarakat di Bali masih sangat gencar membuat gerakan untuk penolakan terhadap reklamasi tersebut," tuturnya kepada ITS Online.

Endy mengaku dilaksanakannya rubik ini juga bermaksud mengingatkan mahasiswa bahwa isu ini belum berakhir. Selain itu, tambahnya, mahasiswa juga dapat mengerti penerapan teori yang disampaikan saat kuliah terhadap isu-isu semacam ini. "Harapannya mahasiswa dapat bertambah wawasannya terkait keprofesian dan mereka lebih mengerti isu di luar," pungkasnya. (yan/pus)

Berita Terkait