ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
23 November 2015, 21:11

ASEAN Language, Cara ITS Menghadapi MEA

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Workshop ini digelar dalam rangka menyemarakan euforia internasionalisasi yang sedang digalakkan oleh IO. Tasliya Diba, koordinator mengatakan, workshop yang telah digelar ketiga kalinya ini bertujuan memberikan pemahaman kepada mahasiswa ITS mengenai budaya dan bahasa dari beberapa negara di ASEAN. "Pemahaman ini sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa ITS," jelasnya.

Berbeda dari tahun sebelumnya, kali ini gelaran workshop hanya mengundang pemateri dua negara berbeda, yaitu Malaysia dan Thailand. "Sebelumnya kami mengundang tiga negara, Malaysia, Thailand, dan Myanmar," ungkap mahasiswi yang akrab disapa Diba ini. Namun katanya, pemateri dari Myanmar berhalangan hadir, sehingga kelas Myanmar pun ditiadakan.

Panitia membagi peserta dalam beberapa kelas kecil. Satu kelas berisi 17 mahasiswa. Strategi ini kata Diba mampu membuat peserta lebih mudah memahami materi. Pada masing-masing kelas, mahasiswa diajarkan untuk berkomunikasi secara langsung menggunakan ibu di negara itu. Meskipun nampak kesulitan, para peserta tetap menikmatinya.

Khusnul Khotimah Binti Aman, pemateri di kelas Malaysia mengaku, banyak peserta yang kebingungan. Hal ini lantaran ada perbedaan makna antara Bahasa Indonesia dan bahasa Melayu. "Misalnya penggunaan kata seronok. Dalam Bahasa Melayu, seronok berarti bagus sedangkan dalam Bahasa Indonesia seronok bermakna negatif," aku mahasiswi yang tengah menjalani kegiatan pertukaran pelajar di Jurusan Manajemen Bisnis ITS ini.

Pada kelas Thailand peserta juga nampak kebingungan. Tak hanya dalam segi pengucapan, namun juga penulisan. Berbeda dengan Bahasa Melayu, penulisan huruf dilakukan sesuai dengan alfabet yang berlaku. Dalam Bahasa Thai, penggunaan alfabet tidak digunakan secara langsung, namun digabungkan dalam bentuk huruf lain.

Di akhir acara, peserta disuguhkan pertunjukan dari kedua negara, Malaysia dan Thailand. Nampak antusias peserta untuk mempelajari budaya dari kedua negara. Harapan dari peserta pun disambut hangat oleh panitia, mereka (panitia, red) mengungkapkan jika tahun depan IO akan menggelar acara yang serupa dengan pamateri dari negara lain. (sho/mis)

Berita Terkait