Dalam kuliah tamu (Kultam) bertajuk Pengembangan Lapangan Minyak dan Gas Bumi itu, Benyamin mengajak mahasiswa mengenal cara dan proses pengeboran Migas. "Sebelum memulai pengeboran, seorang geophisicist harus dapat menentukan lokasi yang memenuhi ketentuan untuk dapat dilakukan pengeboran," ujar Benyamin kepada peserta yang didominasi oleh mahasiswa jurusan Teknik Geofisika itu.
Salah satu kriteria lokasi pengeboran yang harus dipenuhi adalah memiliki persediaan hidrokarbon. Ketersediaan cadangan hidrokarbon sendiri pada satu daerah dibagi dalam tiga kriteria yaitu terbukti memiliki, kemungkinan besar memilki, dan mungkin memiliki cadangan. Pada daerah yang terbukti memiliki cadangan migas, jumlah migas yang dapat diproduksi secara komersial berada pada tingkat kepastian tertentut.
Hal itu juga berdasarkan ketersediaan data geologi yang didukung oleh uji formasi. Jika satu daerah terbukti memiliki cadangan minyak, maka proses pengeboran dapat dilakukan. Namun, jika daerah tersebut masuk kategori kemungkinan besar memiliki ataupun mungkin memiliki cadangan hidrokarbon, maka pengeboran didaerah tersebut masih dipertimbangkan.
Untuk menentukan suatu daerah memiliki cadangan hidrokarbon, terdapat sembilan poin yang harus dipertimbangkan. Yaitu, source quality, reservoir quality, trap quality, seal adequacy, source maturation, HC Migration, not low gas saturation dan biodegradation. "Setiap poin tersebut memiliki nilai Chance of Succes (COS) skala nol sampai satu yang ditentukan para tim ahli," terang Benyamin.
Eksplorasi Migas Saat ini
Sejatinya terdapat tiga jenis penambangan migas yakni primer, sekunder, dan tersier. Penambangan primer adalah penambangan untuk mengambil minyak dengan cara yang biasa, sekunder dengan menggunakan bantuan air, sedangkan tersier adalah menggunakan bantuan bahan bahan kimia.
Selain melakukan proses penambangan migas, perusahaan penambang harus pula menerapkan Replacement, Reserve, dan Ratio (3R). Hal ini bertujuan untuk menghindari kehabisan cadangan migas. "Dengan penerapan 3R yang sesuai, mungkin saja cadangan minyak tidak pernah habis," tutur Benyamin
Diakhir acara, Benyamin berharap mahasiswa yang mengikuti kultam tersebut tidak hanya mengerti teori penambangan minyak, tetapi dapat pula mengerti aspek penting apa saja yang menjadi pertimbangan dalam prosesnya. "Saya berharap mahasiswa Teknik Geofisika ITS kelak mampu menggantikan kami pada penambangan minyak selanjutnya," tutupnya. (ven/ao)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung