ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
14 November 2015, 23:11

Pentingnya Pemahaman Bencana dan Penanggulangannya

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dihadiri para tenaga pendidik di wilayah Surabaya, seminar tersebut dilakukan sebagai upaya perubahan paradigma mengenai permasalahan mitigasi dan adaptasi bencana alam. Laksamana Muda Willem Rampangilei, Ketua BNBP menjelaskan, penanganan bencana tidak bisa dilakukan secara pasif, seperti membuat sistem penanggulangan maupun pembentukan tim penyelamat. Melainkan penanggulangan bencana yang baik harus dapat dimulai dari diri sendiri agar jumlah korban yang jatuh minim.

Pernyataan tersebut diperkuat oleh beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa sebesar 30 persen pengurangan dampak bencana dapat dicegah dengan memanfaatkan potensi setiap individu. "Jika mereka (masyarakat, red) paham terhadap cara mencegah maupun bertindak ketika bencana terjadi, kemungkinan terjadinya kerusakan menjadi kecil," jelas Willem.
Selain itu, pria yang pernah mendapat penghargaan Bintang Jalasena Nararya ini mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini tengah menghadapi ancaman Hidrometeorologi. Ancaman ini terjadi akibat adanya permasalahan perubahan iklim dunia. Terlebih lagi dengan letak Indonesia yang dikelilingi oleh tiga lempeng seperti Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik. Sehingga hal itu menyebabkan beberapa pulau di Indonesia menjadi terancam akan tenggelam akibat adanya aktivitas tektonik.
Menanggapi permasalahan tersebut, Willem mengungkapkan jika saat ini pihaknya tengah membuat sebuah master plan mengenai bencana alam, khususnya tsunami. Melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) misalnya, penyusunan RPJMN ini dilakukan guna menjadikan pengolahan bencana menjadi prioritas utama. Tak hanya itu, pencegahan bencana melalui pemanfaatan tenaga pendidik dan masyarakat juga digagas olehnya.
Sehingga diperlukan sebuah program sosialisasi mengenai tanggap bencana untuk disampaikan kepada masyarakat, terlebih lagi generasi muda penerus bangsa. "Pencerdasan tanggap bencana harus dimulai sejak dini," imbuh Willem.
Lebih lanjut, akar permasalahan dari bencana Hidrometeorologi ini disebabkan karena meningkatnya jumlah penduduk akibat urbanisasi. Selain itu, eksploitasi Sumber Daya Alam (SDA) juga dinilai menjadi penyebab selanjutnya. Aktivitas eksploitasi yang berlebih dapat membuat banyak lahan mengalami perubahan fungsi. Akibatnya daerah resapan air semakin berkurang dan bencana banjir tidak bisa dihindari.
Dari berbagai uraian diatas, harus diperlukan adanya sebuah restorasi lingkungan untuk mengurangi dampak masalah ini. ”Di sini guru atau dosen memiliki peranan penting dalam menanamkan pemahaman mengenai pentingnya menjaga lingkungan,” ujar pria yang pernah menempuh pendidikan di Lembaga Pertahanan Nasional RI.
Disinggung mengenai rencana memasukkan pengetahuan pencegahan bencana dalam kurikulum pendidikan, Willem menjawab belum bisa. Ia mengatakan jika rencana tersebut tidak bisa direalisasikan mengingat kurikulum yang diberikan kepada para pelajar saat ini sudah penuh. "Pemahaman ini dapat dilakukan melalu sosialisasi dan pembuatan program yang berhubungan dengan tanggap bencana," tutupnya. (Sho/ao)

Berita Terkait