ITS News

Kamis, 18 Desember 2025
03 November 2015, 18:11

Kiprah Risma Wujudkan Surabaya Smart City

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Didapuk sebagai pembicara kunci, Risma mengatakan aspek-aspek seperti green infrastucture, penggunaan teknologi dan kota berkelanjutan memang perlu dimiliki sebuah kota apabila ingin dikatakan sebagai Smart City. Risma bertutur kondisi geografis surabaya yang sangat panas merupakan tantangannya dalam mewujudkan Surabaya Smart City selama menjadi walikota lima tahun ke belakang.

"Smart City dari sudut pandang Kota Surabaya adalah sebuah kota yang mampu melayani dan mampu menjadikan warganya ramah," jelas Risma memulai persentasi. Menurutnya, karakter warga Kota Surabaya yang relatif sama ‘panasnya’ dengan cuaca di kota pahlawan adalah tantangan lainnya.
Lebih lanjut, dalam seminar internasional yang dihadiri oleh akademisi dari dalam dan luar negeri ini ia bercerita menggunakan banyak pendekatan untuk dapat mengubah wajah Kota Surabaya. Diantaranya adalah dengan pelayanan publik yang terbuka dan transparan. ”Yaitu menggunakan pendataan, pemantauan dan penjaringan aspirasai warga kota secara on line,” ungkap peraih gelar Honoris Causa dari ITS ini. 
City mayor of the month 2014 ini juga menjelaskan untuk menjadi Smart City perlu diadakan pencerdasan bagi warga kota tersebut. Tanpa itu, lanjutnya, sebuah kota juga tidak dapat dikategorikan sebagai kota pandai. Alhasil, berbagai pendekatan pun dilakukan Risma mencapai target itu. Diantaranya mendirikan seribu perpustakaan di kampung-kampung dan melaksanakan urban farming.
Diyakininya, strategi tersebut efektif mengingat banyak warganya yang berprofesi sebagai petani dan tinggal di wilayah perkampungan. ”Kami melakukan pencerdasan seputar dunia pertanian, menyoal pembibitan, serta memfasilitasi mereka dengan wadah bertukar pikiran terhadap para pakar dari dalam dan luar negeri,” kenangnya.
Adapun strategi lain yang ditempuhnya adalah dengan mendirikan kampung unggulan, seperti kampung lontong, kampung batik dan kampung mangrove. Selain itu, pihaknya juga memberikan fasilitas free wifi di taman-taman kota sebagai wahana menggali informasi dan sosialisasi mandiri para warganya. Terakhir, Risma tak lupa mendirikan Broadband Learning Center, yakni memberikan 10-20 komputer pada setiap desa agar dapat dimanfaatkan sebagai pencerdasan pengetahuan teknologi.
Dalam gelaran tahunan ke-8 Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) ITS tersebut, Risma turut mengingatkan bahwa perancangan kota tidak boleh meniadakan kekhasan dari kota tersebut semisal petani, nelayan, dan perkampungannya. Ia berucap dengan membimbing warga untuk mengikuti perkembangan zaman tanpa menghilangkan ciri khas mereka adalah hal yang lebih baik. "Saya mencerdaskan warga karena saya ingin warga Kota Surabaya menjadi tuan dan nyonya di daerahnya," tutup Risma mengakhiri sesi persentasi dalam gelaran yang mengusung tema Inteligent Planning Towards Smart Cities itu. (n1/man)

Berita Terkait