Sebelum menjalani proses kualifikasi, tim ITS kembali melakukan pengecekan mobil dan mengganti keempat ban khusus dari Bridgestone Jepang. Perusahaan terkemuka itu mendukung penuh Widya Wahana V dengan memberikan ban khusus balap mobil Surya.
Sesuai rencana, Widya Wahana V turun kualifikasi pada pukul sebelas siang. Muhammad Reza Akbar diturunkan menjadi pengendara mobil hemat energi itu. Reza mencatat waktu dua menit 26 detik dan berhasil menempatkan posisi grid balapan pada urutan ke 29 dari 46 peserta.
Sunswift, mobil dari University of New South Wales yang menjadi juara ketiga dunia pada 2013, tidak berhasil mencatatkan waktu. Hal itu karena pengendaranya tak bisa menguasai medan, sehingga menyebabkan mobil keluar lintasan.
Menurut penuturan Dr M Nur Yuniarto, pendamping tim, catatan waktu Widya Wahana V menempatkan ITS berada tepat di antara dua universitas top dunia, Massassuchetts Institute of Technology (MIT) dan University of Cambridge. Kecepatan rata-rata yang dicatat Widya Wahana V adalah 70,7 kilometer per jam. Secara teori, menurutnya, kecepatan rata-rata ini cukup untuk menyelesaikan balapan sejauh 3.000 kilometer dalam waktu 42 jam 45 menit atau setara dengan lima hari lomba.
Dua Kelas Berbeda
Nur mencatat, setelah melihat kualitas mobil peserta dan dialog dengan beberapa anggota tim, ia mendapat kesimpulan bahwa terdapat dua kategori dari mobil yang digunkan peserta World Solar Challenge (WSC) 2015 ini. Pertama adalah kelas mobil pabrikan dengan meminjam nama perguruan tinggi. Kualitas mobil di kelas ini, menurutnya, sungguh luar biasa bagus karena dibuat oleh perusahaan dengan dukungan dan teknologi tinggi.
Mobil di kelas ini pun adalah research platform bagi perusahaan yang mendukung mereka. "Jadi komponen yang dipasang pada mobil mereka adalah komponen riset dari pabrikan yang belum dijual bebas." Ceritanya.
Peserta yang masuk pada kategori kelas ini di antaranya adalah Nuon Solar Team, Solar Team Twente, University of Michigan, Tokai University, Solar Team Eindhoven. Dilanjutkan dengan HS Bochum Solar Car Team, Clenergy Team Arrow, GAMF Hungary, Kogakuin University, Punch Powertrain dan KGHM Lodz Solar Team.
Kelas kedua adalah mobil hasil desain dan buatan mahasiswa dari sebuah universitas. Mobil pada kelas ini memiliki kualitas pekerjaan ala mahasiswa dengan perangkat teknologi yang tersedia di pasaran. Perbedaan di kelas ini hanya pada seberapa besar tim memiliki dana untuk membeli komponen terbaik di pasaran. "Tim yang masuk dalam kelas ini, seperti Cambridge, MIT, Kook Min University, dan ITS," ungkap dosen Jurusan Teknik Mesin ini.
Nur mengungkapkan, dari sisi teknologi dan pengerjaan mobil, Widya Wahana V tidak kalah dengan tim lain di kelas ini. Desain bodi mobil yang ringan dan sistem suspensi double wishbone ala mahasiswa ITS menjadi daya tarik tersendiri. Tim besar seperti Eindhoven, Bochum, Tokai dan lainnya pun mampir ke paddock ITS untuk berdiskusi dan mengabadikan bagian-bagian mobil WWV.
Dapat Surat Peringatan
Sayangnya, pada hari itu pula, tim Widya Wahana V mendapat surat peringatan dari perusahaan motor Mitsuba Jepang. Surat peringatan itu dikarenakan Widya Wahana V menggunakan motor produksi perusahaan tersebut dengan custom controller. "Kita berhasil mengontrol motor mitsuba dengan kontroler lain, ini yang mengakibatkan tim Tokai Jepang melaporkan ke Mitsuba dan kita mendapatkan surat peringatan dari perusahaan tersebut," tutur Nur.
Nur mengatakan, motor Mitsuba yang dibeli tahun 2012, mempunyai batas kecepatan hingga 80 kilometer per joule. Untuk menghapus batas kecepatan tadi Mitsuba meminta dana sebesar Rp 250 juta per kontroler. Menyelesaikan masalah tersebut, tim elektrikal Widya Wahana V kembali membongkar pasang motor pabrikan Jepang itu.
Namun aksi pembongkaran tim nyatanya membuat kagum tim lain karena menjadi satu-satunya tim di dunia yang membongkar motor Mitsuba. "Sampai-sampai mereka datang ke paddock kita melihat bongkar pasang motor itu," ungkap Nur. (van/mis)
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) secara resmi
Surabaya, ITS News — Mewujudkan sinergi dengan pemerintah daerah, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyambut positif program Bantuan Biaya