Tim ITS yang menempati posisi start ke 29 dijadwalkan meluncur pukul 09.00 waktu Australia. Satu menit sebelumnya, tim Massassuchet Institute of Technology (MIT) meluncur terlebih dahululu dan diikuti Widya Wahana V. Di belakangnya, University of Cambridge bersiap melepas pedalnya untuk memulai perjalanan.

Tim Widya Wahana V berhasil meluncur dengan meyakinkan dan mempertahankan posisi sampai mendekati tanjakan maut di Hayes Creek. Sedangkan tim lain banyak memilih naik mobil trailer dari Darwin menuju Katherine karena tanjakan yang sangat curam.

Dalam perjalanannya, Nur menceritakan, Widya Wahana V mendapati tim Malaysia mengalami kebakaran pada baterinya sesaat sebelum memasuki Hayes Creek. Tim lain dari Durham University juga mengalami masalah dengan motor penggerak di garis start dan naik mobil trailer menuju Katherine. "Namun pada akhirnya tim Durham ini tidak pernah bisa menyelesaikan masalah dengan motornya dan menuju finish dengan trailer." tuturnya sedih.

Nur melanjutkan, di rute Darwin-Katherine ini, setelah berhasil melewati tanjakan maut di Hayes Creek, sayangnya, roda depan kiri dan kanan Widya Wahana V mengalami putus pada jari-jarinya. Dari penuturannya, diperlukan waktu lebih dari satu jam untuk memperbaiki. Sayangnya, setelah berjalan lima kilometer jari-jari roda putus kembali. Hal itu, ujar Nur, terulang sampai tiga kali.

Tak hanya itu, masalah lain pun datang kembali, baterai panasonic yang dipakai tim mengalami overheating sehingga satu paket sel mati. Kendala ini pun membuat Widya Wahana V hanya memiliki daya lima kilowatt per jam (kwh) akibat sel yang mati tersebut.

Pun demikian, Nur mengakui ketangguhan tim dalam melakukan perbaikan mobil dalam waktu singkat menandakan bukti kerjasama yang baik antar anggota. "Target mencapai Katherine pada pukul 15.00 gagal dan Widya Wahana V baru masuk Katherine pukul 17.00. Tim hanya berhasil menyelesaikan jarak 421 kilometer dari target 500 kilometer." tutup Nur. (van/mis)