Dr M Nur Yuniarto, dosen pembimbing, menceritakan kronologi hari pertama keberangkatan WWV ke tempat perlombaan. Setelah resmi bertolak, Mobil WWV sampai di Sirkuit Hidden Valley, Darwin, Australia, minggu (11/10). Sebelumnya personel WWV sampai terlebih dahulu dua hari pada, Jumat (9/10).
Sayangnya, sebelum berangkat, tim mendapat kabar yang tidak mengenakkan. Salah satu perusahaan kargo milik maskapai penerbangan merah putih membatalkan diri untuk mendukung WWV. Pembatalan tersebut, ujar Nur, diberitahukan kurang dari satu minggu dari jadwal maksimal panitia agar semua mobil sudah berada di Australia. "Sampai-sampai website resmi panitia dan pemerhati lomba ikut mendoakan agar masalah kargo mobil bisa segera diselesaikan," imbuhnya.
Meski sempat panik, tim tetap mencari alternatif lain. Beruntungnya, maskapai Malaysia Airlines bersedia membantu keberangkatan WWV ke Australia. Namun, sesuai regulasi maskapai, bateri dan mobil harus dilepas secara terpisah.
Senin, (12/10) tim membongkar WWV dari kontainer. Untungnya, selama perjalanan WWV tidak mengalami kerusakan atau kecacatan yang berarti. Setelahnya, tim bersiap untuk merakit kembali bateri. "Jadi mendapat kabar bahwa mobil bisa sampai di sirkuit sebelum Senin adalah anugerah besar dan terkabulnya seluruh doa tim dan semua pihak yang peduli dengan perjuangan tim ITS Solar Car di WSC 2015 ini." Ujar Nur.
Setelah resmi sampai di tempat perlombaan, tim mendapat kabar perubahan regulasi dari panitia. Perubahan tersebut adalah mobil harus melakukan proses normalisasi atau memposisikan mobil tegak lurus dengan sinar matahari. Di mana hal ini harus dilakukan dengan peralatan yang merupakan bagian terintegrasi dari mobil.
Nur kembali bercerita, akhirnya, tim berdiskusi dan mendesain sistem normalisasi yang ringan tapi kuat. Sistem ini pun harus dipresentasikan saat scrutineering, Kamis (15/10). Sembari menunggu jadwal, tim WWV mencoba lintasan sirkuit di Hidden Valley untuk kualifikasi sekaligus mengecek performa mobil. Tercatat, waktu WWV selama percobaan latihan dua hari adalah dua menit 33 detik. "Cukup bagus untuk ukuran mobil di kelas cruiser atau mobil surya dengan minimal dua penumpang," puji dosen Jurusan Teknik Mesin ITS ini.
Saat yang ditunggu tiba, Kamis (15/10) pukul Sembilan pagi waktu Australia, WWV menjalani scrutineering. Proses ini berlangsung sampai sore hari, terdapat tida catatan kecil di WWV yang memaksa tim kembali menjalani proses scrutineering keesokan harinya.
Catatan pertama terletak pada masalah keamanan baterai, kemudian perlatan normalisasi yang dinyatakan kurang aman oleh panitia. Sedangkan terakhir, masalah penempatan alat pemadam kebakaran yang kurang kuat.
Nur bercerita, tim kembali lembur untuk menyelesaikan catatan ini dan membawa WWV ke hadapan pantia keesokan harinya, Jumat (16/10). Setelah menyelesaikan catatan, WWV akhirnya resmi diberikan stiker Clear to Start yang artinya dinyatakan lolos scrutineering dan layak mengikuti lomba.
"Sebuah kelegaan yang luar bisa, tim bisa kembali fokus untuk persiapan balap yang sebenarnya. Satu lagi keberhasilan WWV yaitu menjadi mobil teringan di kelasnya dengan berat 306 kilogram termasuk alat tambahan untuk normalisasi. Luar biasa!," tutup Nur.
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) secara resmi
Surabaya, ITS News — Mewujudkan sinergi dengan pemerintah daerah, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyambut positif program Bantuan Biaya