Daniel Surya Anjas Marbun, koordinator GKM mengatakan bahwa tujuan GKM ini untuk memberikan kesempatan bagi para siswa-siswi dalam mengenal ilmu SI. Yakni tak melulu soal olimpiade saja. "GKM ini memberikan ilmu, sebab persyaratan untuk karya yang tampil di sini adalah memiliki prestasi, baik prestasi kontribusi ke masyarakat maupun pernah menang lomba," kata mahasiswa angkatan 2013.
Sepuluh karya para jawara yang ditampilkan diantaranya Monvis Musrenbang yaitu website untuk melakukan monitoring dan visualisasi musyawarah rencana pembangunan. Surabaya 113 yakni sebuah aplikasi pelaporan keluhan masyarakat kepada Pemkot Surabaya. Reblood, website untuk mengumpulkan orang yang ingin melakukan donor darah.
Selain itu, aplikasi yang menampilkan peta ITS secara tiga dimensi, bernama ITS Now in 3D juga turut tampil. Link shortener yang bernama intip.in. lalu ada ITS Mobile Apps (Imaps) yakni berguna untuk melihat publikasi acara Ormawa di ITS. Ada juga Pabron, aplikasi permainan edukasi yang mengajarkan tentang sejarah dan kebudayaan. Serta Bantutemu.in, sebuah aplikasi pencarian dan penemuan barang hilang.
Juga ada jawara nasional yang baru saja pulang membawa award untuk ITS, yakni tanggap.in. Dimana merupakan revolusi nama dari aplikasi siaga yaitu aplikasi pembantu penanggulangan bencana. Lalu yang terakhir adalah IT Club Network Security, yang baru saja menjuarai Mini Gemastik dan juga bergabung ke dalam Indonesian Backtrack dan Hacker Indonesia.
Karya kolaborasi mahasiswa dengan dosen JSI ini bukanlah aplikasi prestatif yang unggul dalam kompetisi saja. Daniel lalu melanjutkan bahwa karya ini memiliki nilai kontribusi untuk Indonesia. Yakni diantaranya adalah sudah bekerjasama dengan Pemerintah Kota Surabaya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, serta ada juga yang bekerjasama dengan kepolisian dan PMI.
GKM yang juga sarana branding JSI ini secara langsung juga mendemokan cara penggunakannya. Harapanya peserta bisa melihat dan merasakan langsung penampakan fitur dan gambaran riil mengenai ilmu kuliah di JSI. "Ada juga peserta Bionix yang berharap untuk mendapatkan tiket free pass kuliah langsung ke JSI," terang mahasiswa asal Sumatera ini.
Sementara itu, Dimas Kamurapi, siswa SMA Negeri 1 Gresik turut memaparkan pernyataannya seputar marketing produk setelah melihat GKM. "Saya tak ingin hanya membuat produk, tetapi juga bisa memasarkan dan berguna untuk orang lain. Saya jadi tahu sekarang tentang cara bagaimana memasarkan aplikasi produk game melalui program unity," kesan siswa berawakan tinggi ini. (riz/akh)