Dr Dhany Arifiantio ST MEng, Kepala Laboratorium Vibrastic Jurusan Teknik Fisika ITS mengatakan, penelitian di bidang akustik di Indonesia masih dapat dikatakan seperti embrio. Sehingga butuh wadah yang mampu mengumpulkan ahli akustik agar dapat bersinergi dalam mengembangkan ilmu akustik di nusantara ini.

Berbeda dengan beberapa negara maju lainnya. Di Prancis dan Amerika misalnya, akustik menjadi salah satu ilmu pengetahuan yang banyak dikembangkan dan memengaruhi perkembangan teknologi dalam kehidupan sehari hari. Di regional Asia, Singapura masih satu satunya negara yang sudah maju dalam bidang akustik. Sehingga hal tersebut mendorong Dhany untuk mendobrak perkembangan ilmu pengetahuan tersebut.

Sedangkan di Indonesia, tersedianya lapangan pekerjaan yang minim membuat bidang ini kurang diminati. ”Akibatnya, banyak lulusan yang memiliki latarbelakang di bidang akustik pindah ke luar negeri. Atau bahkan memilih pindah haluan ke bidang minat instrumentasi. Padahal pasar akustik di Indonesia sangat berprospek.” imbuhnya.

Tak cukup workshop, acara yang bertempat di Teather A Jurusan Teknik Fisika ITS itu juga dimeriahkan oleh lomba poster. Lomba tersebut bertujuan untuk menarik minat para akademisi yang menggeluti bidang ini. Selain itu, kunjungan ke Laboratorium Hidrodinamika Indonesia juga akan dilakukan guna mempelajari underwater acoustic. Kemudian akan dilanjut ke Markas Komando Armada Timur Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) Surabaya untuk mempelajari sistem security cleaner.

Terakhir, Dhany berharap pelaksanaan NAW kali ini dapat menjadi tonggak awal berkembangnya ilmu akustik di Indonesia. Ia juga menyatakan akan menggelar workshop sejenis tingkat  nasional dan internasional yang akan dilaksanakan bergantian tiap tahunnya. "Kami berharap mampu menarik perhatian ahli akustik dari luar negeri untuk berkarya bersama ahli akustik nusantara," tutupnya. (ven/n9/ao)