Untuk mengikuti lomba tersebut, Ikhwan dan teman temannya melagakan ide bisnis mereka yang bernama Tanya Dong. Tanya Dong merupakan aplikasi yang memungkinkan untuk bertanya dan mendapatkan jawaban dalam waktu singkat. Hebatnya, aplikasi ini aktif selama 24 jam setiap harinya. "Dalam konsepnya, kami memanfaatkan banyak tenaga pendidik yang online untuk menjawab pertanyaan," terang mahasiswa asal Jakarta itu.
Aplikasi online ini tak hanya berdampak bagi kalangan siswa. Para mahasiswa yang kesulitan dalam pelajaran pun dapat melemparkan pertanyaan. Keunikan lain aplikasi ini adalah terdapatnya forum user to user yang memungkinkan pengguna bertanya kepada pengguna lainnya.
Dalam forum tersebut, seorang pengguna yang menjawab pertanyaan akan mendapat sepuluh poin. Kredit akan berkurang lima poin ketika pengguna melemparkan sebuah pertanyaan. "Sistem ini mengharuskan pengguna belajar untuk menjawab pertanyaan," tutur mahasiswa yang baru saja menyelesaikan pertukaran pelajar di Dankook University itu.
Dikatakannya, ide pengembangan aplikasi ini muncul ketika ia sedang menikmati transportasi subway semasa menempuh pendidikan di Negeri Gingseng. Saat itu, ia melihat seorang siswa memotret soal yang tidak dapat ia selesaikan. Kemudian, ia mengirim foto itu pada kakak kelasnya. Fenomena tersebut juga ia temukan di Indonesia, akan tetapi tak jarang si penanya tidak mendapatkan jawaban yang sesuai dengan harapan.
Beralih ke Bisnis
Latar belakang pendidikan Ikhwan sesungguhnya tak mendukung penyelesaian rencana bisnis tersebut karena statusnya sebagai mahasiswa Jurusan Matematika. Awalnya, ia hanya ingin mengembangkan ilmu matematika aplikatif bidang komputer yang dikuasainya. Namun, ia mulai tertarik melombakan idenya tersebut setelah berdiskusi dengan Alvida Rukmi SSi MSi, dosen Jurusan Matematika ITS.
Dari Alvida, ia mendapat banyak masukan dan bimbingan. Mulai dari pembuatan bussiness flow, hingga perhitungan untung-rugi mereka pelajari secara intens selama dua minggu. Bagi Ikhwan, menciptakan aplikasi Tanya Dong bukanlah perkara mudah karena membutuhkan waktu pengerjaan selama empat bulan yang didukung oleh empat tim programmer dan 4 tim supporting.
Di akhir, ia menyatakan hendak mengadakan launching pada 2016 mendatang untuk mengembangkan aplikasi tersebut agar dapat digunakan secara luas. "Keuntungan yang kami dapatkan ini akan didonasikan bagi pendidikan anak-anak jalanan," pungkasnya. (ven/n1/pus)
Kampus ITS, ITS News — Isu aksesibilitas dan layanan disabilitas kini tengah telah menjadi perhatian serius di berbagai perguruan tinggi.
Kediri, ITS News — Startup StrokeGuard yang didirikan oleh mahasiswa Jurusan Inovasi Digital Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menjalin
Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan bangga dapat berpartisipasi dalam ekspedisi ilmiah internasional “OceanX –
Bangkalan, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berupaya untuk mendorong pengembangan dan kemandirian ekonomi pondok pesantren.