Seminar nasional ini diikuti oleh 125 peserta dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Tak kurang, terdapat 50 perguruan tinggi se-Indonesia yang mengirimkan perwakilan mereka dalam seminar yang digelar sejak pukul 09.00 WIB tersebut.
Seminar yang dibuka langsung oleh Rektor ITS ini diisi oleh tiga narasumber. Mereka adalah Prof Dr Ketut Buda Artana ST MSc selaku Wakil Rektor Bidang Penelitian, Inovasi, dan Kerjasama ITS dan Prof Drs Nur Iriawan MKom PhD, Guru Besar Jurusan Statistika. Selain itu juga terdapat Wong Woei Fuh selaku General Manager of Consulting, Innovative Education Service Singapore.
Dalam sesi pertama, Ketut menyampaikan materi bertajuk Peningkatan Sitasi Menuju ITS sebagai World Class University (WCU). Sitasi adalah salah indikator penting dalam penilaian kualitas perguruan tinggi. "Ranking perguruan tinggi di dunia juga salah satunya dinilai dari sitasinya," ungkap Ketut.
Semakin banyak karya ilmiah dari dosen dan peneliti sebuah perguruan tinggi yang dirujuk oleh penulis lain dalam karyanya, maka semakin tinggi indeks sitasi perguruan tinggi tersebut. "Suatu perguruan tinggi harus lebih dermawan dalam membagi hasil karya ilmiahnya," terang Guru Besar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan tersebut.
"Salah satu tips bagi penulis dalam meningkatkan sitasi adalah gunakan nama yang tetap dalam setiap karya yang dibuat," jelas Ketut. Selain itu, dalam penulisan karya, hendaknya menggunakan kata kunci yang sedang menjadi tren pada era tersebut, sehingga akan banyak orang yang mencari dengan kata kunci tersebut.
Senada dengan Ketut, Iriawan juga menekankan mengenai pentingnya sitasi dari hasil penelitian sebagai ajang aktualisasi diri bagi peneliti. Semakin banyak para peneliti yang terus mengaktualisasi diri, kata Iriawan, maka akan meningkatkan akreditasi institusinya.
Sedangkan Wong Woei, dalam tajuknya To Author, To Get Published and To Get Cited lebih menerangkan pada teknis dalam mempublikasikan karya ilmiah. Tak hanya itu, ia juga menerangkan mengenai tips bagaimana mendapatkan sitasi yang lebih banyak.
Aktualisasi Perpustakaan
Ditemui di sela-sela seminar, Eny Widiastuti ketua pelaksana mengaku seminar kali ini berbeda dengan tahun sebelumnya. "Karena tema yang diusung adalah sitasi dan peningkatan akreditasi perguruan tinggi, maka pesertanya dari kalangan dosen hingga guru besar," ungkap Eny.
Hal ini berbeda dari tahun sebelumnya yang mengangkat tema mengenai pengembangan pustakawan. peserta yang datang tahun lalu pun berasal dari kalangan pustakawan dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Eny berharap, melalui seminar ini selain dapat meningkatkan skill dan pemahaman peserta dalam peningkatan akreditasi, juga menjadi ajang aktualisasi perpustakaan. "Selama ini perpustakaan sering dipandang sebelah mata, melalui seminar ini paling tidak kami turut andil dalam perkembangan pendidikan dan kerjasama penelitian dengan dosen," tutur wanita berambut pendek ini.
Ia juga berharap ITS semakin matang dalam usianya yang ke-55. "Semoga juga dalam momen Dies Natalis ini semakin bertambahnya usia ITS, menjadikan karya-karnya semakin menggema di dunia," pungkas Eny. (dza/mis)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,