ITS News

Kamis, 18 Desember 2025
08 Oktober 2015, 06:10

Kupas Energi Panas Bumi, ITS Gelar Kultam

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Eben mengawali pembicaraan dengan bercerita mengenai pengalamannya selama 25 tahun mengarungi dunia geothermal (panas bumi, red). "Indonesia memiliki potensi energi yang sangat besar," ujar Vice President Exploration and Exploitation di PT PGE itu. Menurutnya, orang-orang Indonesia harus bersyukur dengan keadaan alam negerinya.

Saat mengingat tentang bersyukur dirinya kembali menuturkan perjalanan salah satu rekannya yang ada di New Zealand."Di sana orang-orang harus mengebor hingga kedalaman 5 kilometer, baru panas buminya keluar dengan suhu 180 derajat," tuturnya bersemangat. Indonesia cukup dengan menggali di kedalaman 300 meter sudah bisa memperoleh panas bumi dengan suhu 150 derajat.

Memang, materi yang disampaikan selama 3 jam olehnya itu berkutat soal serba-serbi dunia geofisika, geokimia, dan geologi. Dimulai dari geologi misalnya, dijelaskannya disana ada beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh orang yang berkecimpung dalam hal tersebut. Diantaranya mengenai bentuk gunung yang sekiranya cocok untuk dieksplorasi menjadi energi panas bumi.

Tak hanya itu, para peserta yang hadir pun diberikan pengetahuan mengenai tata cara pengeboran yang baik dan benar. Selain itu, ia pun melanjutkan kuliah singkatnya ke masalah geokimia dan juga geofisika. "Dari ketiga konsep ini harus ada salah satu ilmu yang harus kita kuasai," terang pria berambut pendek tersebut. Adanya inovasi dan juga pembaharuan dalam bidang geothermal, lanjutnya, harus diperhatikan betul oleh para akademisi. Khususnya yang memiliki hubungan dengan ilmu tersebut.

Dari ketiga ilmu diatas, dirinya memiliki optimisme yang tinggi bahwa anak bangsa mampu mengatur potensi energi yang ada di Indonesia. Adanya energi ini sendiri diharapkan bisa menimbulkan energi baru yang akan mampu dimanfaatkan lagi oleh manusia. Semisal energi geothermal yang ada di laut. "Potensinya sangat besar, akan tetapi modal yang dikeluarkan pun memiliki nilai yang tidak murah," pungkasnya. (hil/man)

Berita Terkait