Perhelatan akbar tahunan ini mengambil tempat di Melbourne Convention and Exhibition Center. Dijelaskan oleh Ratri Puspita W, perwakilan tim, Chem-E-Car Competition merupakan kompetisi mobil hemat bahan bakar menggunakan reaksi kimia. Dalam perlombaan ini, peserta diberikan dua kali kesempatan untuk melakukan heat run. Heat run adalah nama lain balapan dalam kompetisi Chem-E-Car.
Namun sebelumnya, peserta dipersilahkan melakukan test run untuk menempuh jarak sepuluh meter dengan beban 200 mililiter air terlebih dahulu. Perlombaan yang berlangsung pada suhu sekitar sepuluh derajat celcius ini memberikan tantangan kepada seluruh peserta. "Kondisi cuaca yang berubah-ubah dalam waktu singkat mendorong peserta untuk menyesuaikan reaksi yang akan digunakan," ujar Ratri.
Selain ketepatan mobil pada jarak yang sudah ditentukan, seluruh peserta juga harus memaparkan keunggulan mobil yang diusung dalam sebuah presentasi poster. Hal ini meliputi inovasi reaksi kimia yang digunakan, kemananan, serta aspek ekonomi dan dampak terhadap lingkungan.
Menurut penuturan Ratri, presentasi poster ini dilaksanakan saat jeda antara heat run pertama dan kedua. Total penilaian kompetisi terdiri dari 50 persen balapan dan 50 persen presentasi poster. Alhasil, dari dua penilaian tersebut, Spektronics X berhasil menyabet gelar Second Runner Up. Dengan error heat run pertama sebesar 52,6 sentimeter dan 60,8 sentimeter untuk heat run kedua.
Sayangnya, untuk Spektronics 9 harus cukup berpuas diri dengan meraih posisi ke-6, karena sebelumnya mendapatkan kendala teknis pada heat run pertama. Untuk predikat winner diraih oleh Vermi Energizer dari Universiti Teknologi Petronas, Malaysia. Sedangkan, First Runner Up diraih oleh Nayaka dari Universitas Indonesia.
Ratri mengungkapkan, kendala utama yang dialami selama perlombaan adalah cuaca. Menurutnya, perbedaan cuaca yang signifikan antara Indonesia dan Australia menjadi tantangan tersendiri. Ditambah kesalahan pemberian bahan kimia oleh panitia menjadi tantangan tambahan.
Mengakali hal tersebut, Ratri dan tim menggunakan air panas agar saat direaksikan suhu menjadi sama seperti di Indonesia. Setelah kendala teratasi, mobil pun bisa berjalan sesuai dengan latihan yang telah dilakukan. "Untungnya latihan selama di Indonesia menjadi modal mengatasi kendala selama di perlombaan," tutup mahasiswi Jurusan Teknik Kimia tersebut. (van/mis)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,