Berdasarkan data yang dihimpun dari Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), tercatat sebesar Rp 11,8 triliun kekayaan Laut Arafura Indonesia hilang setiap tahun akibat illegal fishing. Bahkan, aksi pencurian ikan ini juga terjadi di sejumlah titik perairan lainnya, sehingga mengakibatkan kerugian Negara setiap tahun mencapai 30 triliun rupiah.
Tidak hanya itu, aksi pencurian ini juga menimbulkan ancaman baru diantaranya pencemaran laut, perampokan dan penyelundupan. Untuk itu, dibutuhkan sistem monitoring baru guna mengurangi ancaman tersebut. Seapatdroid buatan mahasiswa ITS ini, ditaksir mampu menjadi solusi alternatif dari permasalahan ini.
Dalam perancangannya, alat ini (seapatdroid, red) menggunakan teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau pesawat tanpa awak dengan sistem kerja quadcopter. "Quadcopter berfungsi sebagai alternatif dari penggunaan kapal patroli," ungkap Prayudhitia Putri Kusumawardani, salah satu anggota tim yang berjuluk Seapat ini.
Selain itu, untuk menunjang kinerja Seapatdroid, kelima mahasiswa ini menambahkan software khusus. Software tersebut berfungsi menampilkan informasi video real time perbatasan laut, peta lokasi dimana UAV menjalankan misi monitoring, nilai sudut roll, pitch, yaw, dan ketinggian. "Dengan software1 ini seapatdroid mampu memantau daerah perbatasan laut secara otomatis," jelas mahasiswi Jurusan Teknik Kimia ini.
Bukan hanya itu, pesawat ini juga dilengkapi Autonomous System yang mampu memantau wilayah perbatasan laut Indonesia secara real time. "Dengan sistem ini, hasil perekaman dapat disaksikan secara langsung di pelabuhan terdekat perbatasan laut tersebut," jelasnya. Ia menambahkan, seapatdroid dirancang menyerupai pesawat amfibi. Desain ini diadaptasi karena sesuai dengan kondisi wilayah perairan Indonesia.
Tak ayal, dengan kelebihan tersebut, seapatdroid buatan Rizki Dwi Arnanto, Dhikri Suprayoga, Akbar Yogi Nugroho, Adilah Daffadany Rabbani, dan Prayudhitia Putri Kusumawardani berhasil lolos dalam kompetisi Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke 28 di Kabupaten Kendari. Pimnas sendiri merupakan kompetisi akhir dari serangkaian Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang digelar oleh Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti). Tahun ini, Universitas Halu Oleo, Kendari, Selawesi Tenggara, ditunjuk sebagai tuan rumah gelaran akbar ini.
Diungkapkan oleh Putri, dalam pembuatan seapatdroid banyak kendala yang dialami salah satunya sering terjadi troubleshooting pada sistem android yang digunakan. "Android merupakan sistem pengendali utama pada alat ini," jelasnya. Selain itu, pembuatan software seapatdroid juga memakan banyak waktu dan pikiran. Namun, semua kendala tersebut berhasil tersebut dilalui oleh tim seapat. Pasalnya, tim ini berhasil membuat seapatdroid dengan sempurna hanya dalam waktu satu bulan.
Diakhir, Putri brharap agar alat ini dapat digunakan sebagai alat monitoring utama di wilayah perbatasan laut Indonesia. Selain itu, ia juga meminta dukungan dari seluruh Keluarga Mahasiswa (KM) ITS, agar alat ini dapat bekerja sesuai harapan pada saat presentasi Piman berlangsung. (sho/akh).
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,