ITS News

Kamis, 18 Desember 2025
27 September 2015, 07:09

Yuk Tingkatkan Kualitas Cinta Sebelum Menikah

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Acara yang berhasil memukau peserta yang hadir ini turut mengundang penulis buku Nikaphobia, Yosi Al-Muzanni sebagai pembicara. Ditanya mengenai alasan menggelar seminar pranikah, Arif Tri Mardianto, ketua panitia menjelaskan masih banyak mahasiswa atau mahasiswi muslim yang berfikir menikah hanyalah berupa akad. Mereka jarang berfikir mengenai hakikat menikah dalam konteks agama. "Dalam urusan pernikahan, agama merupakan pondasi dasar untuk membangunnya," jelasnya.

Ia menambahkan apalagi pendidikan sebelum menikah sangatlah penting. Ini dikarenakan perbedaan kondisi antara sebelum dan setelah menikah. Ia mencotohkan semisal saat menikah, umumnya mereka harus mampu menerima segala kekurangan dan kelebihan pasangannya. Berbeda dengan sebelum menikah, biasanya pasangan akan menyembunyikan segala kekurangannya dan menampilkan kelebihannya. ”Disinilah letak perbedaannya, dimana pasangan dituntuk untuk bijak menghadapi segala persoalan yang terjadi,” tambahnya.

Lebih lanjut, Arif menjelaskan jika seminar ini merupakan salah satu rangkaian dari roadshow kelas pra-nikah yang akan diselenggarakan serentak untuk masyarakat Surabaya. "Seminar ini merupakan awal dari gelaran akbar kelas pra-nikah," akunya.

Selain itu, menurut Kepala Departemen Syiar JMMI ini, pengambilan tema Make Your Waiting Becomes Fun diambil untuk memberi gambaran kepada peserta bahwa menikah bukan hanya karena hasrat melainkan karena Allah SWT.

Ia menegaskan jika seseorang memahami bahwa menikah adalah ketentuan dan keputusan Allah, maka jika pada waktunya terdapat seseorang yang hendak dipinang, tidak akan muncul perasaan patah hati atau pun galau. "Pemahaman mengenai nikah karena Allah ini yang ingin kami sampaikan," ujarnya.

Dalam seminar ini pula dibahas fenomena pacaran syar’i yang sedang marak terjadi. Dimana, saat ini banyak kaum muda yang mengkambinghitamkan kata syar’i untuk menghalalkan aktivitas haramnya. Kebanyakan mereka beralasan jika pacaran syar’i sama dengan ta’aruf (pendekatan, red). Padahal, menurutnya dari definisi kedua makna ini sangatlah berbeda. "Dalam islam sudah jelas pacaran hukumnya haram. Ini dikarenakan aktivitas yang ada dapat membawa pelakunya ke dalam perzinaan," jelas Yosi.

Lebih lanjut, baginya dalam taraf apapun segala aktivitas yang mengarah ke perzinaan itu dilarang. Bahkan, islam telah mengatur dengan baik hubungan antara laki-laki dan perempuan, dimana jika cinta sudah menggebu dan hasrat untuk memiliki meninggi maka diwajibkan untuk segera menikah.

Terkait masalah mengenal calon pendamping, islam juga mengaturnya melalui dua tahapan yaitu ta’aruf dan khitbah. Dengan dua tahap tersebut, tanpa pacaran pun kita dapat mengenal pasangan kita dengan baik. "Untuk memilih pasangan, kita dapat mengajukan proposal pra-nikah kepada calon yang telah kita pilih," tegas Pemilik dan Pembina Klinik Nikah Indonesia.

Disinggung mengenai perjanjian pranikah yang saat ini gencar dilakukan para pesohor, Arif mengungkapkan, jika aktivitas ini diperbolehkan. ”Asalkan perjanjian yang dibuat harus sesuai dengan ketentuan yang telah Allah tetapkan,” tutupnya. (sho/man)

Berita Terkait