ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
25 September 2015, 11:09

M33 : Moral Mulia Bekal Bekerja

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Sedikitnya terdapat lima orang alumni M33 yang hadir saat itu. Mereka adalah Didik Ari Purwanto, Iman Supriyono, Brantas Manunggal Wibowo, Romas Djailani, dan Agus Iman Sonhaji. Masing-masing merupakan President Director PT Medco Biodaya Nusantara, Pemilik SNF Consulting, Kepala Bengkel Auto 2000, Pemilik PT Cistech Alpha Indonesia, dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Pemerintah Kota Surabaya.

Kelimanya pun menekankan moral mulia sebagai modal yang harus dimiliki oleh setiap mahasiswa untuk menghadapi dunia pekerjaan. Bersikap jujur misalnya, menurut Romas, salah satu fenomena ketidak jujuran adalah korupsi. Korupsi merajalela bahkan menjadi fenomena umum di hadapan masyarakat.

Baginya, korupsi terjadi karena keinginan yang melebihi hak yang seharusnya. Masalah utamanya adalah uang dan para koruptor biasanya memanfaatkan celah biaya yang tidak bisa diekspresikan dalam laporan keuangan. "Hal inilah yang biasanya menggoda orang untuk melakukan korupsi," jelas pria asal Medan itu.

Hal senada turut disampaikan oleh Iman. Dikatakannya, korupsi dapat terjadi karena karyawan tidak memiliki visi, misi, dan value. Value yang dimaksud berupa  kejujuran dan kepercayaan. Pun, kejujuran banyak diuji pada mahasiswa. Salah satunya adalah fenomena menyontek.

Ia ingat ketika mengerjakan tugas, kerap kali mahasiswa menghalalkan plagiarism padahal seharusnya mahasiswa dapat mengerjakan tugas bersama-sama. Selain itu, kejujuran mahasiswa juga diuji ketika mengerjakan ujian. "Tidak menyontek ketika dosen ada itu biasa, yang luar biasa adalah tidak menyontek ketika dosen tidak ada," terang Iman.

Lebih lanjut, karakter lain yang harus dimiliki mahasiswa adalah kemandirian. Ia melihat beberapa mahasiswa masih menaruh harapan pada orang tuanya. Dalam pandangan Iman, sifat enterpreneur harus dimiliki oleh setiap mahasiswa. "Apalagi mahasiswa enterpreneur ITS masih tergolong sedikit," tegasnya.

Iman pun mencontohkan melalui pekerjaan yang digelutinya. Ia mengaku tidak mau menjadi pegawai perusahaan. Terlebih, ia meyakini perusahaan asing menjamur di Indonesia lantaran mahasiswa kurang memiliki sifat enterpreneur.

Menurutnya, karakter malas menjadi penyebab utamanya. Bahkan, melemahnya nilai rupiah turut dipengaruhi oleh kemalasan menjadi seorang enterpreneur. "Jangankan dengan Dolar, dengan Kina (mata uang Papua Nugini) saja, Rupiah masih kalah,” terang Iman mengingat perbedaan nilai rupiah saat ini.

Mengakhiri kultam itu, Iman turut menekankan kecintaan pada negeri sendiri. Ia merasa sangat banyak mahasiswa yang dipengaruhi oleh tren dari negara asing. "Nasionalisme harus ditinggikan untuk mengalahkan tren negeri saat ini, untuk itu, jadilah Indonesia," pungkasnya. (ven/man)

Berita Terkait